Update Corona di Wuhan

Lockdown Dicabut, Wuhan Kembali Bergairah, Orang-orang Sudah Keluar Rumah

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Meriahnya Kota Wuhan Setelah Lockdown 76 Hari

Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah China telah mencabut status lockdown Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Kota Wuhan dikenal sebagai pusat penyebaran virus corona pertama kali yang kini telah menyebar di seluruh dunia.

China mencabut status lockdown Wuhan setelah 76 hari sejak kota itu ditutup untuk umum.

Namun, dengan status lockdown dicabut, beberapa pembatasan di dalam kota akan tetap berlaku.

Dilansir dari CNN (8/4/2020), para pejabat setempat memperingatkan bahwa ancaman infeksi masih berlanjut dan masih jauh dari kata selesai.

Kota yang memiliki 11 juta penduduk itu, pada Rabu (8/4/2020), mereka yang sehat akhirnya diizinkan meninggalkan Wuhan.

Mereka dapat menggunakan kendaraan melalui jalur darat, kereta api atau pesawat, setelah pemerintah setempat membuka jalur penerbangan.

Otoritas kereta api Wuhan memperkirakan lebih dari 55.000 penumpang akan meninggalkan Wuhan dengan kereta Rabu (8/4/2020)

Dari total penumpang tersebut, sekitar 40% menuju wilayah Sungai Mutiara, pusat manufaktur utama di China.

Pencabutan pembatasan perjalanan di Wuhan adalah tonggak baru dalam perjuangan China melawan Covid-19.

Negara itu melaporkan hampir nol infeksi lokal baru dalam beberapa pekan terakhir.

Sehingga mengarahkan pada tindakan pencabutan lockdown untuk bagian lain dari provinsi Hubei akhir bulan lalu.

Kabar Tenaga Medis Positif Covid-19 di Aceh Utara Beredar Luas, Ini Jawaban Tim Gugus

Antisipasi Kekurangan Darah, Kodim Singkil Gandeng PMI dan RSUD Gelar Donor Darah

Berkendara Mobil Sambil Mabuk, Anggota DPRD dari Partai Demokrat Ini Diamankan Aparat

Seorang pejabat pengendalian epidemi di Wuhan, Luo Ping mengatakan bahwa pencabutan lockdown menandai "restart penuh" kegiatan ekonomi dan sosial.

Tetapi dia memperingatkan kota itu akan menghadapi hal yang sulit dalam mencegah kasus impor dan kembalinya infeksi lokal.

"Kegiatan sosial ekonomi berjalan, pergerakan orang meningkat dan begitu pula risiko infeksi silang dari pertemuan massal,” kata Ping.

“Beberapa warga telah kehilangan kewaspadaan mereka dan tidak mengenakan masker ketika mereka pergi ke jalan-jalan," katanya.

"Dibukanya kembali Wuhan tidak berarti segalanya jelas, tidak juga berarti santai dalam pencegahan epidemi dan langkah-langkah pengendalian (di dalam kota)," pungkasnya.

Orang-orang dari Wuhan yang tiba di ibukota China harus menjalani dua kali pengujian virus.

Pasien tanpa gejala dan infeksi impor telah menjadi perhatian utama di China.

Kantor berita Reuters melaporkan kasus virus corona yang baru di China meningkat dua kali lipat dalam 24 jam karena jumlah wisatawan asing yang terinfeksi melonjak, dan infeksi orang tanpa gejala baru lebih dari empat kali lipat.

Kasus baru yang dikonfirmasi naik menjadi 62 orang pada hari Selasa.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan angka itu tertinggi sejak 25 Maret.

Infeksi impor baru menyumbang 59 dari jumlah kasus tersebut.

Pihak berwenang China tidak menghitung kasus tanpa gejala sebagai bagian dari infeksi virus corona yang dikonfirmasi sampai pasien itu menunjukkan gejala seperti demam atau batuk.

Pada hari Selasa (7/4/2020), 1.095 pasien tanpa gejala berada di bawah pengawasan medis di China, dengan 358 di antaranya wisatawan yang datang dari luar negeri.

Untuk membendung infeksi dari luar perbatasannya, Cina telah memangkas jumlah penerbangan internasional dan menolak masuk ke hampir semua warga negara asing.

Wisatawan yang masuk melalui jalur darat juga diperketat.

Hingga Rabu (8/4/2020), jumlah total kasus yang dikonfirmasi di China mencapai 81.802, termasuk 3.333 kematian.(*)

Berita Terkini