Kupi Beungoh

Belajar di Rumah Menimbulkan Persoalan Baru, Pemerintah Perlu Segera Menyusun Formulanya

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Husen, S.Sy., M.Ag, Guru MIN 9 Aceh Selatan.

Ada indikator yang paling utama yang harus dihasilkan bagi pelajar sebagai outputnya, yaitu adanya perubahan karakter dan kepribadian yang lebih baik dan mandiri yang harus dimiliki siswa.

Sehingga kegiatan ini tidak hanya sekedar untuk mengisi kekosongan saja akibat COVID-19 atau virus corona yang melanda Indonesia.

Padahal menurut hemat penulis, kebijakan yang diambil oleh pemerintah sudah sangat tepat untuk memerintahkan siswa belajar di rumah.

Oleh karenanya, penulis menawarkan dan mengingatkan aspek yang tidak boleh dialpakan dalam pemberian tugas bagi siswa.

Siswa tidak hanya diberikan tugas yang bersifat eksak atau mata pelajaran di sekolah yang begitu banyak.

Menurut penulis, tugas pelajaran yang sangat banyak ini hanya sekedar siswa mampu menguasai materi pelajaran.

Bukan siswa yang ahli dan mahir dengan materi tersebut.

Beban pelajaran yang sangat banyak dan rumit, akan membuat psikis siswa tertekan.

Apalagi, jika aplikasi pesan di handphone yang mereka gunakan untuk belajar, malah diwarnai dengan informasi-informasi hoaks tentang virus dan segala macam.

Kondisi ini, tentu akan membuat jiwa mereka semakin tertekan.

Maka selayaknya adalah hadirkan kebahagian dan kegembiraan bagi mereka, bukan malah menambahkan beban baginya.

Menurut hemat penulis yang juga berprofesi sebagai seorang guru, membaca psikis siswa saat ini, mereka membutukan ketenangan, pencerahan, dan energi positif.

Agar itu dapat dihasilkan, maka guru bisa bekerja sama dengan wali murid, dokter, psikolog, ustadz/zah atau Tgk untuk memberikan pencerahan kepada mereka.

Misalkan, setiap harinya siswa ada agenda ibadah amaliah yang harus dikerjakan untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT.

Mendidik siswa untuk lebih dekat dengan agama sehingga menghadirkan ketenangan.

Halaman
1234

Berita Terkini