Selain jadi WC, bagian lain dari rakit menjadi tempat mandi, cuci piring, dan cuci baju. Jika dipakai beramai-ramai, maka harus berbagi posisi agar tidak berat sebelah.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Warga pinggir sungai di Kabupaten Aceh Singkil, masih gunakan WC apung.
WC apung tersebut, berupa bilik sederhana dari lembaran kayu atau seng dengan lantai kayu bulat berukuran besar yang didesain menjadi rakit.
Mayoritas bilik yang digunakan melapas 'hajat' itu tidak dilengkapi atap.
Ketika berdiri dalam bilik, maka mulai dari dada ke atas terlihat.
Agar tidak hanyut, rakit yang jadi lantai Wc apung diikat menggunakan tali ke pinggir sungai.
Saat banjir, WC apung akan naik dan sebaliknya turun mengikuti air surut.
• WHO Sebut Tiga Vaksin Virus Corona Telah Diuji Pada Manusia, Apa Hasilnya?
Selain jadi WC, bagian lain dari rakit menjadi tempat mandi, cuci piring, dan cuci baju.
Jika dipakai beramai-ramai, maka harus berbagi posisi agar tidak berat sebelah.
"Berbagi posisi agar tak miring," kata Barnawi warga Tanjung Mas, Simpang Kanan, mengajarkan cara berada di rakit WC apung.
WC apung dibangun berderet di atas sungai bagian pinggir dekat pemukiman penduduk.
Nahas WC yang berada di sebelah hilir, kadang-kadang kedatangan kotoran yang hanyut dari hulu.
Penggunaan WC apung umum itu telah berlangsung turun temurun.
• Pembayaran Pesangon Dianggap tak Sesuai Ketentuan, Sejumlah Mantan Karyawan Hyundai Mengadu Ke DPRK
Jika pergi ke pemukiman penduduk di daerah aliran sungai, maka deretan WC apung menjadi pemandangan pertama dari arah sungai.
Warga tentu saja akan beralih dari WC apung, jika saja di kampungnya tersedia fasilitas air bersih.
Warga tentu saja akan membangun kamar mandi masing-masing.
Namun sayang, sejauh ini program pembangunan sarana air bersih belum menjadi prioritas utama.
"Menggunakan air sungai karena tidak ada pilihan," kata Agus warga Simpang Kanan, Selasa (14/4/2020).
Tidak adanya air bersih, masih menjadi masalah utama warga Aceh Singkil.
Masyarakat Singkil Utara, lantaran tak ada air bersih warga di sana menggunakan air rawa untuk memenuhi kebutuhan hari-hari.
Sumur yang menjadi sumber air warga Singkil Utara, rata-rata berbau, hitam dan berkarat.
Tapi karena tidak ada pilihan tetap digunakan.
Sementara di Desa Mandumpang, Kecamatan Suro, warga menggunakan sungai kecil yang ada di pinggir jalan raya untuk memenuhi segala kebutuhan air.
Lantaran hanya ada satu sumber air, warga harus berbagi tempat dan antre untuk mendapatkan air. (*)
• Ini 8 Manfaat Puasa Senin Kamis, Lengkap Bacaan & Niatnya