SERAMBINEWS.COM, PADANG - Sebanyak 1.500 mahasiswa Indonesia di Mesir membutuhkan bantuan bekal hidup karena terdampak kebijakan Pemerintah Mesir yang melakukan karantina parsial atau partial lockdown sejak 15 Maret lalu.
Mereka saat ini ada yang tidak bisa memenuhi kebutuhan harian mereka karena ada yang berkeluarga dan ada yang yatim piatu.
"Data kami ada 7.580 mahasiswa Indonesia yang kuliah di Mesir.
Ada sekitar 1.500 orang yang sangat terdampak akibat kebijakan Pemerintah Mesir yang melakukan kebijakan lockdown karena Covid-19," kata Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Arif Mughni yang dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (15/4/2020).
Arif menyebutkan saat ini pihaknya sudah melakukan penggalangan dana untuk membantu sesama mahasiswa Indonesia di Mesir yang terdampak.
"Kita sudah buka donasi dan berharap bantuan dari donatur darimana pun berada," kata Arif.
Selain itu, kata Arif, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir untuk mendapatkan solusi.
"Kita juga sudah mendapatkan bantuan sembako sebanyak 210 paket.
Kita berharap donatur lain bisa membantu," kata Arif. Arif menyebutkan kebutuhan mahasiswa tersebut berbeda-beda.
"Ada yang sedang memerlukan dana untuk membeli buku diktat perkuliahan, ada yang memerlukan untuk membeli sembako, ada yang memerlukan untuk membeli alat kebersihan, seperti sabun dan lain sebagainya," jelas Arif.
Selain itu, kata Arif, dibutuhkan bantuan logistik karena sulitnya akses kepada orang dermawan warga Mesir dalam keadaan seperti sekarang, dikarenakan tutupnya masjid.
Terkendala penerbangan
Arif mengatakan ada beberapa mahasiswa yang sudah terdaftar untuk pulang ke tanah air dikarenakan over stay atau mereka yang sudah menyelesaikan studinya.
Namun masih terkendala tidak adanya penerbangan akibat situasi mewabahnya Covid-19 hampir di seluruh dunia. "Namun Insya Allah sudah dibantu KBRI Kairo.
Namun lagi-lagi masih menunggu waktu, kapan keberangkatannya," jelas Arif.
Hingga saat ini, menurut Arif belum ada mahasiswa Indonesia yang terpapar Covid-19.
Namun demikian, mereka sudah diminta selalu waspada.
Ratusan Mahasiswa Sumbar di Mesir Kekurangan Bekal
Akibat kebijakan Pemerintah Mesir memberlakukan partial lockdown atau karantina wilayah secara parsial sejak 15 Maret 2020, ratusan mahasiswa asal Sumatera Barat (Sumbar) di negara itu tidak bisa pulang. Kini mereka mengeluhkan kekurangan bekal.
Tercatat ada 320 mahasiswa Sumbar yang tergabung dalam Kesepakatan Mahasiswa Mesir (KMM).
"Kita kekurangan bekal akibat lockdown akibat wabah Covid-19 yang diberlakukan Mesir sejak 15 Maret lalu," kata Ketua KMM Abdan Syukri yang dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (14/4/2020) malam.
Abdan mengatakan, Pemerintah Mesir melarang orang keluar rumah dari pukul 20.00 sampai 06.00 waktu setempat.
Akibatnya, mahasiswa yang bekerja sambil kuliah tak bisa bekerja sehingga kekurangan bekal.
Sebanyak 75 orang anggota KMM di antaranya kuliah sambil bekerja dan tak mendapatkan kiriman dari orang tua. Ada juga di antara mereka yang mendapatkan kiriman, tetapi tak cukup sehingga harus bekerja.
Karena itu, karantina wilayah memberatkan mereka.
"Apalagi Pemerintah Mesir menerapkan denda Rp 4 juta jika melanggar aturan karantina," jelas Abdan.
Masih ada kuliah daring
Menurut Abdan, mahasiswa yang kekurangan bekal dan kiriman itu mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah ataupun lembaga di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
"Seandainya lockdown terus berlanjut, harga bahan pokok akan naik. Kini harga bahan pokok belum naik signifikan," jelas Abdan.
Abdan menginformasikan bahwa mahasiswa Minang di Mesir tidak bisa pulang karena masih kuliah (daring/online) dan akan ujian akhir semester (daring) pada 31 Mei.
Kemudian, karena trafik peningkatan kasus di Indonesia jauh lebih tinggi daripada Mesir sehingga ditakutkan tertular Covid-19.
"Selain itu, bandara ditutup sejak 15 Maret. Kita tidak bisa pulang," jelas Abdan.
Bantuan sembako dari KBRI
Menurut Abdan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Mesir bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir telah mendata jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir.
KBRI juga telah membagikan 210 paket sembako untuk mahasiswa Indonesia.
Dari data KMM, tercatat 90 persen merupakan mahasiswa S1, 7 persen mahasiswa S2, dan 3 persen mahasiswa S3.
Hampir semuanya kuliah di Universitas Al-Azhar, dan ada 10 orang di Universitas Zamalik.
• Pria Ini Tewas Dimangsa Buaya, Nekat Cari Ikan di Wilayah Terlarang
• VIDEO - Warga Kabupaten Mamuju Semangati Salah Satu Warganya yang terkena Covid 19
• Cerita Mami Lisa yang Jual 600 PSK: Merintis dari Toko hingga Sediakan Paket Rp 25 Juta
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Imbas Lockdown, 1.500 Mahasiswa Indonesia di Mesir Butuh Bantuan"