Selama ini dokter tersebut menjalani karantina secara mandiri di rumahnya, dan pihak RSU Cut Meutia Aceh Utara membebaskan tugas
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Seorang Dokter Specialis Telinga hidung tenggorokan (THT), yang bertugas di RSU Cut Meutia berinisial IZ (54) mengklarifikasi terkait pemberitaan yang menyebutkan dirinya dirawat di RSU Cut Meutia Aceh Utara setelah dilakukan rapit tes terhadap dirinya.
Diberitakan sebelumnya, tersiar kabar seorang dokter specialis di RSU Cut Meutia Aceh Utara positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid tes. Informasi itu diketahui media dari beredar kabar tersebut melalui WhatsApp (WA) dalam dua hari terakhir ini.
Selama ini dokter tersebut menjalani karantina secara mandiri di rumahnya, dan pihak RSU Cut Meutia Aceh Utara membebaskan tugas kepada dokter tersebut agar bisa fokus menjaga kesehatannya.
• Ketua IDI Aceh: Tetap di Rumah belum Jaminan tidak Tertular Virus Corona
• DPRK Aceh Tamiang Persoalkan Kelebihan Bayar 24 Paket dan Penggunaan Dana BOS di Disdikbud
• DPRK Pidie Bentuk Pansus Untuk Pengawasan Tim Gugus Covid-19
Lalu pada Selasa (14/42020) tim gugus percepatan penangan Covid-19 Aceh Utara menerima hasil pemeriksaan swap IZ dan istrinya AS, dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan terhadap IZ dan istrinya AS. Hasilnya keduanya negative.
“Pertama saya ingin klarifikasi, saya beserta istri tidak pernah dirawat di RSU Cut Meutia Aceh Utara, karena saya dalam keadaan sehat wal afiat,” ujar dokter IZ, yang menghubungi Serambinews.com, Rabu (15/4/2020).
Dokter IZ, juga menyebutkan hasil rapid tes terhadap istrinya negatif. “Hasil rapid tes pertama terhadap saya itu meragukan, tidak ada pernyataan positif. Saya masih simpan fotonya,” katanya.
Menurut dokter THT tersebut, dirinya sudah mempertanyakan terkait hasil rapid tes tersebut kepada dokter yang lain. “Saya tanya ke kawasan di Medan dan Banda Aceh, mereka menyatakan rapid tes terhadap dirinya negatif,” ungkap dokter IZ.
Dokter specialis tersebut berharap kepada masyarakat dalam menerima informasi tidak langsung mempercayainya tapi memastikan terlebih dulu. Selain itu yang lebih berwenang dalam memberikan informasi rapid tes tersebut adalah tim covid.
“Informasi yang tak benar, dampaknya bukan hanya kepada saya, tapi juga kepada masyarakat. Poli saya tutup, sehingga masyarakat tidak bisa berobat,” katanya. Karena ituia berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.(*)