Untuk posisi Bendahara Umum Partai Demokrat, AHY menunjuk Renville Antonio, yang akan dibantu sebanyak delapan orang Wakil Bendahara Umum.
Delapan orang itu adalah Eka Putra, Lasmi Indaryani, Tatyana S. Sutara, Chairul Yaqin Hidayat, Edwin Jannerli Tandjung, Bramantyo Suwondo, Indyastari Wikan, dan Lokot Nasution
Kemudian AHY menunjuk Sigit Raditya untuk menduduki jabatan Direktur Eksekutif Partai Demokrat. AHY juga menempatkan sejumlah kader menduduki jabatan Kepala Departemen.
• Ini Ceramah Rasulullah Menjelang Tibanya Bulan Suci Ramadhan
• Ini Rahasia Puasa dan Manfaatnya untuk Kecantikan Kulit
Teuku Riefky Harsya sendiri diketahui merupakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Demokrat. Putra Aceh ini tercatat sudah empat kali duduk sebagai wakil rakyat di DPR RI.
Dalam sejarah perpolitikan Aceh, ia tercatat sebagai satu-satunya anggota DPR RI yang berhasil memperoleh suara tertinggi dalam tiga kali pileg secara berturut-turut alias ‘hattrick’.
Teuku Riefky Harsya merupakan cucu pertama dari pasangan T Akhir Hamid Azwar dan Cut Nyak Djariah, penerima Bintang Mahaputera Nararya, salah satu kontributor pesawat pertama Indonesia (Avro Anson RI 004).
Ia memulai karirnya di DPR RI sejak tahun 2005, sebagai pengganti antarwaktu (PAW) almarhum Prof Rusli Ramli. Ketika itu usianya baru 33 tahun.
Pada Pemilu Legislatif 2019 lalu, Sekjen DPP Partai Demokrat ini berhasil meraup 128.906 suara, tertinggi dari 13 caleg DPR RI asal Aceh yang lolos ke Senayan.
Perolehan suara badan itu naik hampir dua kali lipat dari perolehan suara pada Pemilu 2014 lalu yang sebanyak 65.8521 suara. Bahkan lebih tinggi dari perolehan suara tahun 2009 lalu (118.417 suara), ketika Demokrat sedang booming secara nasional.
Saat dihubungi Serambinews.com, Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa penunjukkannya sebagai Sekjen merupakan sebuah tugas besar dalam rangka menyukseskan program yang dicanangkan Ketua Umum Partai Demokrat.
“Ada 10 program kita (Partai Demokrat). Mohon doa restu masyarakat Aceh. Sehingga bisa berbuat maksimal dan bermanfaat untuk Indonesia dan juga rakyat Aceh,” demikian Riefky Harsya.(*)