Hujan Meteor 2020

Hujan Meteor Malam Ini, Penjelasan dan Cirinya

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hujan meteor

Maka meteor yang jatuh tersebut bisa membentuk kawah meteor pada lapisan permukaan bumi seperti yang ada di Arizona, Amerika, yaitu kawah Barringer.

Jika meteor yang jatuh ini lebih dari satu atau dengan kata lain adalah dalam jumlah banyak.

Maka peristiwa meteor yang jatuh ini dinamakan hujan meteor karena jika kita lihat dari bumi peristiwa tersebut terlihat seperti sedang turun hujan.

Malam Hingga Dini Hari Nanti, Hujan Meteor akan Menghiasi Langit, Ini Penjelasan Lapan RI

Di Tengah Pandemi Corona Bupati Aceh Singkil Mutasi Ratusan PNS

Ciri hujan meteor

Hujan meteor merupakan salah satu peristiwa fenomena alam yang menakjubkan karena peristiwa ini memberikan pemandangan yang sangat mengagumkan.

Peristiwa hujan meteor hanya terjadi pada saat – saat tertentu dan setiap peristiwa hujan meteor yang terjadi tidak selalu sama.

Umumnya hujan meteor dapat terlihat pada saat malam hari yang cerah atau ketika kondisi langit di bumi sedang gelap.

Hujan meteor tidak akan berbahaya bagi kehidupan yang ada di bumi karena terjadi pada jarak yang jauh dari bumi.

Hujan meteor ini bisa dapat berbahaya bagi ruang publik untuk kehidupan jika meteor yang jatuh masih berukuran besar ketika sampai di permukaan bumi dan menimpa pemukiman atau tempat aktivitas makhluk hidup dibawahnya.

Hampir Saja Kiamat, Meteor Seberat 22 Miliar Kilogram Ternyata Pernah Menghantam Bumi

Jejak Virus Corona Masih Misteri, Ilmuwan Sebut Wabah Itu Datang dari Meteor yang Jatuh di China

Hujan Meteor Lyrid

Radian Hujan meteor Lyrid berasal dari  konstalasi Lyra yang penampakannya muncul dimulai tanggal 16 hingga tanggal 26 pada bulan April sehingga sering disebut juga dengan Alpha Lyrids atau April Lyrids.

Puncak hujan meteor ini adalah sekitar tanggal 22 hingga tanggal 23 pada bulan April.

Hujan meteor Lyrid dapat teramati pada jam 00.00 dini hari hingga sekitar pukul 03.00 dini hari.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80° dengan bidang sistem tata surya.

Hujan meteor ini telah lama teramati, sehingga hujan meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lainnya. (Serambinews.com/ Syamsul Azman)

Berita Terkini