Perempuan asal Aceh Barat Daya (Abdya) ini hasil swab-nya tidak konsisten, sekali negatif, sekali positif.
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Masyarakat di Aceh boleh jadi bingung membaca pemberitaan media online sore tadi atau malam ini tentang As (46).
Perempuan asal Aceh Barat Daya (Abdya) ini hasil swab-nya tidak konsisten, sekali negatif, sekali positif.
Seperti diberitakan terdahulu, As awalnya dinyatakan positif corona berdasarkan hasil rapid test di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Blangpidie, Abdya.
Kemudian ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Di RSUZA diambil sampel lendir tenggorokannya untuk dikirimkan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
• Hrithik Roshan Bagi Selfie Berjemur di Matahari Pagi
Sepekan kemudian, Sabtu (18/4/2020) sore hasil pemeriksaan swab As dikeluarkan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
Hasil swab ini baru diterima pihak RSUZA Banda Aceh, Minggu (19/4/2020) siang dan As dinyatakan negatif corona.
Setelah hasil swab-nya keluar dengan hasil negatif, As pun diizinkan pulang ke Abdya.
Apalagi saat dalam rawatan RSUZA kondisi klinisnya membaik.
Ia bahkan dipindah dari Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) ke Ruang Pinere Covid-19 RSUZA.
Sebelum meninggalkan RSUZA, dilakukan swab lagi.
• Aprilia Sediakan Hadiah Spesial Jika Valentino Rossi Kembali Bergabung
Kali ini diperiksa di Laboratorium Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) milik Balitbangkes Aceh di kawasan Siron, Aceh Besar, sehingga tak perlu lagi kirim spesimen swab ke Jakarta.
Nah, hasil swab di Laboratorium Balitbangkes Aceh inilah yang keluar Jumat (24/4/2020) sore dengan hasil positif corona.
Artinya, hanya dalam beberapa hari (dari 18 April ke 24 April) hasil swabnya dari negatif berubah ke positif.
Hasil swab yang tidak konsisten seperti ini membingungkan pasien dan keluarganya.
Apalagi As sudah kembali ke kampung halamannya di Abdya dan merasa diri sudah sembuh total.
Tapi nyatanya, Jumat (24/4/2020) sore, As harus dijemput dari rumahnya untuk dibawa kembali ke RSUZA Banda Aceh.
• Miris, Usai Diperiksa Negatif Corona, Warga Pidie Status ODP Ditelantarkan. Harus Pulang Naik Ojek
Kali ini ia resmi diisolasi dan dirawat sebagai pasien positif corona.
Ketika hal itu ditanyakan secara spesifik kepada Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SPOT
SpOT, K-Spine FICS, Jumat (24/4/2020) petang, ia menjawab, "Susah juga ya untuk dijelaskan."
Tapi yang pasti, lanjut Azhar, banyak faktor berkontribusi mengapa ada hasil pemeriksaan yang seperti ini: hasil rapid test positif, hasil swab negatif, dan ketika diswab ulang hasilnya positif.
Sebelumnya, 20 April lalu, Azhar menjelaskan agak lebih rinci kepada Serambines.com tentang hasil swab yang tak konsisten itu, karena ada seorang PDP di Buleleng, Bali, yang hasil swab-nya juga berubah-ubah.
Menurut Azhar, salah satu penyebab kenapa hasil swab dua versi itu terjadi bisa karena petugas yang mengambil spesimen swab pasien tersebut berbeda-beda orangnya.
"Untuk mengambil swab pasien sangatlah 'skill depends' sifatnya. Jika lokasi pengambilan tidak pas, juga bisa negatif hasilnya, menurut saya," kata Azhar.
"Dalam kasus lain, bisa saja memang lama (dirawat) baru negatif. Jadi, bukan kadang plus, kadang minus.
Yang jelas, apa yang saya sebutkan tadi salah satu parameter kenapa hasil swab seseorang berubah-ubah," ujar Azhar.
Penyebab lain bisa juga karena faktor terinfeksi kembali virus corona setelah dinyatakan sembuh.
BBC News Indonesia pada 23 Maret lalu melaporkan bahwa 14 persen pasien corona yang sudah sembuh dan pulang ke rumah, kembali positif terinfeksi corona.
Salah satunya adalah pria Jepang berusia 70 tahun.
Pria ini pada 14 Februari 2020 positif corona. Lalu ia dirawat di sebuah rumah sakit di Tokyo hingga sembuh.
Ia kemudian kembali ke kehidupan normal, termasuk naik bus kota.
Beberapa hari kemudian dia demam. Setelah dilakukan uji swab ternyata ia kembali terinfeksi corona.
Namun, contoh ini tak relevan bagi As, karena sebelumnya hasil swab-nya tidak positif corona, kecuali hasil rapid test.
Begitupun, ada satu kasus yang mirip dengan apa yang dialami As.
Ini kisahnya.
Seorang warga dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali, hasil tes PCR-nya selalu berubah-ubah.
Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, tes telah dilakukan sepuluh kali.
Namun, hasilnya terus berubah yakni dari positif ke negatif, lalu positif lagi.
Intinya, hasil tes negatif tak pernah beruntun sebanyak dua kali sehingga pasien tersebut belum bisa dinyatakan sembuh.
Hasil tes terakhir beberapa hari lalu kembali menunjukkan hasil positif.
"Dan ini memang cukup membingungkan karena ada satu pasien yang menghadapi hasil swab berubah-ubah.
Dari positif beberapa kali jadi negatif, habis itu positif lagi.
Beberapa kali jadi negatif dan sekarang kita berharap negatif ternyata positif," kata Suyasa, saat memberikan keterangan pers, Minggu (19/4/2020).
Untuk itu, melalui Kepala Dinas Kesehatan Buleleng kasus unik ini telah dilaporkan ke Perwakilan WHO di Jakarta. (*)