Berita Malaysia

Komunitas Rohingya Minta Maaf Kepada Rakyat Malaysia, Tidak Setuju dengan Zafar

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Pengungsi Rohingya

SERAMBINEWS.COM - Sebuah koalisi organisasi pengungsi Rohingya telah mengkritik pernyataan Presiden Masyarakat Etnis Rohingya Myanmar (Merhrom) Myanmar, Zafar Ahmad Abdul Ghani.

Mereka pun meminta maaf kepada pemerintah dan rakyat Malaysia.

Dikutip dari Malaysiakini.com, dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh 17 organisasi, mereka menggambarkan pernyataan Zafar - yang telah dia bantah - sebagai tidak bertanggung jawab.

Koalisi NGO ini juga meminta pihak berwenang untuk mengambil tindakan terhadap individu yang terlibat.

Menurut LSM tersebut, Zafar memiliki kesalahpahaman dan sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya.

Orang-orang Rohingya juga mengatakan mereka tidak pernah menunjuknya sebagai pemimpin.

"Dia (Zafar) bukan pemimpin kami dan bahkan kami tidak memiliki pemimpin di Malaysia. Ia tidak berhak mengeluarkan pernyataan yang mewakili kami.

"Karena itu, semua pengungsi Rohingya menentang pernyataan yang tidak realistis dan tidak bertanggung jawab ini," kata pernyataan koalisi NGO pengungsi Rohingya di Malaysia, Minggu (26/4/2020).

Di antara organisasi yang membuat pernyataan bersama adalah:

* Asosiasi Hak Asasi Manusia untuk Rohingya (Hurar)

* Komite Etnis Rohingya Arakan (Erca)

* Komite Pengungsi Arakan Rohingya (Rarc)

* Organisasi Pendidikan dan Pengembangan Rohingya (Baca)

* Asosiasi Dakwah & Pemberdayaan untuk Rohingya (Yang Terhormat)

* Asosiasi Rohingya di Malaysia (Ram)

Gambia Resmi Laporkan Myanmar ke Mahkamah Internasional Atas Tuduhan Genosida Warga Muslim Rohingya

Aceh Utara Siapkan Eks Shelter Rohingya untuk Karantina ODP Corona

Masalah Rohingya telah mendapat perhatian luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir setelah pihak berwenang menyadap upaya untuk membawa pengungsi Rohingya ke negara itu pada 16 April.

Sebuah kapal membawa sekitar 200 Rohingya yang ingin memasuki Malaysia melalui perairan Langkawi.

Tindakan itu menarik perhatian Zafar yang kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pemerintah harus bertanggung jawab atas para pengungsi.

Zafar juga didakwa membuat pernyataan yang menghina orang Malaysia.

Dia menuntut kewarganegaraan penuh di Malaysia.

Namun, Zafar kemudian membantah pernah membuat pernyataan seperti itu dan menyebutnya tuduhan palsu.

Pernyataan Zafar, termasuk surat klaim yang tersebar di media sosial, telah membuat negara itu merasa tidak nyaman.

Polemik terbaru juga melihat beberapa masalah yang diangkat oleh kelompok etnis Rohingya dan menjadikannya salah satu alasan untuk membenarkan sikap pemerintah saat ini.

Dalam pernyataan itu, LSM menyampaikan apresiasi mereka kepada pemerintah dan Malaysia karena mengizinkan mereka tinggal di negara itu.

"Kami berterima kasih dan berterima kasih kepada pemerintah Malaysia dan semua warganya karena mengizinkan kami untuk tinggal di negara ini untuk sementara waktu.

"Kami mengutuk keras pernyataannya tetapi kami tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya melakukan hal itu," tambah pernyataan itu.

Pernyataan itu juga meminta pihak berwenang untuk mengambil tindakan hukum terhadap Zafar di bawah hukum negara ini.(*)

Berita Terkini