Sepengetahunya mahasiswa Aceh di Taiwan ada sekitar 31 orang, tersebar di berbagai kampus.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Lina Marlina mahasiswi asal Aceh yang sedang kuliah di National Taiwan University of Science and Technology, Taipei.
Ia menceritakan kisahnya dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19) di negeri orang.
Penduduk Desa Gunung Lagan, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, mengatakan dirinya tetap menjalankan puasa dan shalat tarawih.
Kendati cuaca yang seharusnya sudah mulai musim semi, ternyata masih musim dingin.
Hanya saja tarawihnya dilakukan di tempat tinggal masing-masing.
"Tetap puasa, tapi tarawih di asrama atau tempat tinggal masing-masing," kata Lina panggilan akrabnya melalui layanan Whatsapp, Kamis (30/4/2020).
Menurut Lina lama puasa di Taiwan sekitar 14,5 jam per hari. Selisih sekitar sejam dengan Indonesia.
Mengenai takjil Mahasiswi semester pertama jurus Graduate Institute of Electro-Optical Engineering mengatakan tidak susah sebab di Taiwan tersedia makanan Indonesia.
• Tetap Produktif Bekerja dan Belajar di Rumah dengan Proyektor Epson
• Cara Rasulullah SAW Menjaga Kesehatan Organ Jantung, Ini Rahasianya
• Sarkawi Anggarkan Rp 500 Ribu/KK
Makanan khas Indonesia itu mampu mengobati kerinduan kepada orang tua dan kampung halamannya.
"Ada makanan cateringan Indonesia atau makam di kantin," ungkapnya.
Selama wabah Corona, mahasiswa dilarang berkumpul. Sehingga tarawih dan makan dilakukan sendiri-sendiri.
"Kantin di kampus tempat duduknya di sekat agar tidak berdekatan," katanya.
Lina mengaku proses kuliah masih berjalan seperti biasa mahasiswa datang ke kelas. Ada juga yang dialihkan kekuliah online dengan syarat bila kuota mahasiswa di kelas melebihi 60 orang.