Politik

Najwa Shihab Kritik Anggota DPR di Tengah Pandemi Virus Corona, Ini Isi Kritikannya

Editor: Nur Nihayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab

Nana memperingatkan anggota DPR untuk tidak ngotot mengesahkan RUU, karena bukan sekarang waktunya untuk itu.

SERAMBINEWS.COM – Di tengah pandemi virus corona, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mendapat sorotan dari Najwa Shihab.

Nana, sapaan akrabnya mengkritik para anggota DPR yang masih saja sibuk membahas RUU yang kontroversional.

Di antaranya adalah Omnibus Law, RUU Permasyarakatan, dan RUU KUHP.

Ia mengungkapkan bahwa produk hukumnya berpotensi cacat apabila RUU itu disahkan.

Nana menilai parlemen di negara lain fokus melawan corona, namun di Indonesia, DPR sibuk membahas isu lain.

“Saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain fokus melawan corona. Tapi rasa-rasanya, isu-isu yang keluar dari Senayan belakangan kok kebanyakan tidak terkait corona ya,” ungkapnya.

Nana memperingatkan anggota DPR untuk tidak ngotot mengesahkan RUU, karena bukan sekarang waktunya untuk itu.

"Jika ngotot menuntaskan Omnibus Law atau RUU KUHP atau RUU Permasyarakatan, jangan salahkan jika ada menilai DPR tidak menjadikan perang melawan corona sebagai prioritas," tuturnya

Nana juga menyetil para anggota dewan yang mengenakan APD saat hendak berkunjung ke rumah sakit darurat wisma atlet untuk menyerahkan sumbangan DPR.

“Ini di nilai melukai hati masyarakat. Tenaga medis kita saja bertaruh nyawa benar karena kekurangan APD,” ujar Nana.

“Salam hormat, dari kami yang kalian wakili,” pungkasnya

Kritikan itu ia sampaikan melalui channel Youtubenya, Najwa Shihab pada Sabtu (2/5/2020).

Video yang berdurasi 4 menit 57 detik itu diberi judul ‘Kepada Tuan Puan DPR Yang Terhormat’.

Fakta Gadis Pasangan Sesama Jenis Bunuh Sopir Taksi, Sempat Kecelakaan saat Bawa Kabur Mobil

Selama Ramadhan, Rujak Manis Pak Guru Kutablang Laris Manis

8 Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Di Rumah Aja Akibat Wabah Corona

https://youtu.be/t9rRSLt1SlA

Berikut ini kritikan Najwa Shihab kepada DPR ditengah pandemi virus corona.

Kepada tuan dan puan para anggota DPR yang terhormat. Apa kabar hari ini? Sepertinya tidak sebaik biasanya. Sama, di sini pun begitu.

Kita semua memang sedang diuji. Hidup memang tak selalu baik kan?

Seperti kami-kami ini, tuan dan puan juga mungkin lebih banyak bekerja dirumah.

Kalau lihat siaran sidang atau rapat terbuka di Gedung DPR sekarang sih keliatan banyak kursi yang kosong. Eh, tapi biasanya juga kosong kan ya?

Tuan dan puan anggota DPR yang terhormat. Saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain fokus melawan corona.

Tapi rasa-rasanya, isu-isu yang keluar dari Senayan belakangan kok kebanyakan tidak terkait corona ya.

Kami malah membaca kok DPR bersemangat membahas isu-isu lain.

Contohnya, Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja yang banyak ditolak karena dinilai mementingkan kepentingan investor diatas kebutuhan pekerja.

Presiden Jokowi pekan lalu sempat menyatakan pemerintah dan DPR menunda pembahasan salah satu kluster di Rancangan Undang-Undang itu, klaster ketenagakerjaan.

Ini untuk memberi kesempatan mendalami substansi dan mendapat masukan dari banyak pihak.

Berpegang pada alasan itu, maka sudah seharusnya klaster lain dalam RUU Cipta kerja pun perlu ditinjau ulang.

Karena yang lain juga bukan tanpa masalah. Terutama dari perspektif lingkungan dan keadilan ganjer.

Tidak cukup hanya menunda pembahasan satu klaster saja.

Ada juga RUU lain yang masih nekat mau dibahas. Ada RUU KUHP yang tahun lalu diserbu unjuk rasa.

Lalu RUU Permasyarakatan, ada koruptor yang sudah ngebet pengen bebaskah? Eh, apa kabar pak Yasonna?

Terus terang saja, membahas Undang-Undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Di masa seperti sekarang ini, terlalu mengundang curiga.

Gara-gara pandemi, yang pada jatuh cinta saja berani menunda nikah loh.

Ini DPR kok buru-buru banget kek lagi kejar setoran.

Tidak ada Undang-Undang tidak penting, semua penting.

Justru karena Undang-Undang itu penting, aneh jika pembahasannya diseriusin di waktu seperti sekarang.

Saat di mana perhatian dan kosentrasi kita sedang terkuras bertahan hidup ditengah wabah.

Produk hukumnya pun berpotensi cacat bila tidak memenuhi keriteria ketentuan.

Dan rasanya belum ada aturan pembahasan RUU secara virtual.

Jika ngotot menuntaskan Omnibus Law atau RUU KUHP atau RUU Permasyarakatan, jangan salahkan jika ada menilai DPR tidak menjadikan perang melawan corona sebagai prioritas.

Saya percaya, septiap tindakan dan keputusan di masa krisis mencerminkan skala prioritas.

Atau memang inikah prioritas wakil-wakil rakyat kami saat ini?

Bikin ribut juga jelas tak seharusnya jadi prioritas.

Satgas covid-19 DPR kemarin, dikabarkan mengimpor jamu ilegal dari Tiongkok secara besar-besaran untuk pasien positif virus corona.

Satgas kemudian membantah itu, katanya ini di produksi di Jakarta dan merupakan sumbangan wakil ketua DPR RI, Sufmi Dasco yang akan dibagikan gratis ke berbagai rumah sakit.

Kemudian dikabarkan juga, jamunya mengandung bahan berbahaya dan belum terbukti klinis.

Satgas lagi-lagi membantah, katanya sedang proses dapatkan izin edar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sedang itu berarti belum kan ya?

Tuan dan Puan yang terhormat, niat baik pun perlu proses yang baik.

Proses yang semrawut hanya akan disusul polemik.

Sementara sekarang kita sedang banyak-banyaknya menaruh harapan kepada negara.

Tindak tanduk DPR salah benarnya akan selalu dilihat.

Makanya, sempat ramai juga warganet mengkritik satgas covid-19 DPR-RI yang berfoto mengenakan APD saat hendak berkunjung ke rumah sakit darurat wisma atlet menyerahkan sumbangan DPR.

Ini di nilai melukai hati masyarakat.

Tenaga medis kita saja bertaruh nyawa benar karena kekurangan APD.

Tidak ada yang mergukan jumlah sumbangan DPR, kami yakin pasti banyak. Namanya juga DPR, beli riban rapid-test aja mampu, ngeborong jamu apalagi.

Tapi ini soal rasa dan empati, kecuali ya kalau yang dipakai anggota DPR itu APD yang lain, Alat Pelindung Dewan.

Salam hormat, dari kami yang kalian wakili.

Hingga kini video tersebut sudah ditonton lebih dari 423 ribu kali dan disukai lebih dari 55 ribu.

Sejumlah netizen membanjiri kolom komentar.

Mereka mengungkapakan bahwa Najwa mewakili rakyat Indonesia saat ini.

“Terima kasih banyak Ibu Nana pesan rakyat telah tersampaikan,” kata Fauzan Ripcul.

“Mbak najawa tulus banget, keliatan dari raut wajahnya. Sehat terus, di saat kami rakyat kecil tidak tau apa-apa ada mbak najwa yag selalu mewakili kami.. !,” ungkap Syamsir.

“Terima kasih mbak Nana, sebagai rakyat Indonesia saya merasa terwakili..,” ujar Mohammed Rizal. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini