Peristiwa berdarah Senin kemarin menurut versi masyarakat berawal dari lokasi rapat akbar Aceh Merdeka di Desa Cot Murong, 30 Km barat Lhokseumawe, Sabtu malam (1/5).
Pada acara itu disebut sebut ada seorang anggota tentara Sersan Aditia dari Satuan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Peluru Kendali (Rudal) 001.
Prajurit TNI itu kabarnya menyusup ke tengah kerumunan warga dan kemu dian ditangkap massa.
Menurut versi warga, Sersan Aditia mengenakan seragam tentara membawa pistol dan ada radio handi talky di tangannya.
Setelah ditangkap dan diinterogasi, menurut versi itu, Aditia dilepaskan kembali.
Tapi, dari markas Arhanud sendiri menyatakan Sersan Aditia belum kembali ke satuannya.
Kehilangan anggota itu menyebabkan sejumlah anggota Arhanud sepanjang hari Minggu (2/5) mencarinya ke Desa Cot Murong.
Dalam pencarian itu, menurut masyarakat, ada aparat yang bertindak kasar terhadap penduduk setempat.
Berita pemukulan warga desa itu menyebar dari mulut ke mulut hingga sampai ke desa sekitarnya.
Tak ayal, entah bagaimana, massa pun mengalir ke kawasan Desa Cot Murong Minggu malam dan sebagian lainnya berada di Jalan Raya Medan - Banda Aceh sekitar Cot Murong dan Paloh Lada sampai Senin siang.
Selama itu, setiap kendaraan yang lewat diperiksa massa, termasuk para wanita yang berjilbab.
Menurut keterangan, sweeping itu ditujukan untuk mencari anggota tentara.
Bila ada tentara diminta turun, tapi selama itu tidak ada tentara yang ditemukan.
Hingga siangnya massa tetap berada di jalan raya, bahkan dilaporkan jumlahnya semakin banyak.
Yang tampak pada saat itu, yang berada di depan kerumunan massa adalah para wanita dan anak-anak.