Jika ada TNI yang lewat akan diminta turun.
Tapi sejauh proses pencarian itu, belum ada yang ditemukan oleh warga.
Dilaporkan, kerumunan masyarakat semakin bertambah ramai hingga siang harinya.
Formasi kerumunan yang dibentuk pada saat itu ialah kaum wanita dan anak-anak di barisan depan.
Sedangkan segerombolan kaum pria berada dibelakangnya.
Penembakan Masyarakat Sipil
Pada pukul 11.00 WIB Senin (3/5/2020), terlihat enam truk yang mengangkut rombongan massa dilaporkan datang dan berkumpul di Lapangan Bola Kaki Krueng Geukueh.
Tepatnya persis di antara pabrik pupuk PT AAF dan PT PIM.
Rombongan itu bergabung dengan warga Krueng Geukueh sekitarnya hingga mencapai ribuan jumlahnya.
Mereka kemudian bergerak menuju simpang PT KKA, dan dihadang oleh pasukan tentara dari Yonif 113 yang sudah berada di sana.
Tidak terjadi bentrok antara masyarakat dan aparat yang menggendong senjata di bahunya kala itu.
Massa diminta bubar oleh satuan Yonif 113.
Saat dialog antar mereka sedang berlangsung, dari arah berlawanan muncul satu truk tentara dari satuan lainnya ke lokasi.
Menurut pengakuan warga, dari truk yang tiba tersebut muncul lemparan batu yang diarahkan ke masyarakat.
Beberapa massa kemudian memaki sambil membalas lemparan batu ke arah truk berisi tentara itu.
Masyarakat tidak mengenal identitas satuan tentara itu.
Namun mereka mengenal jelas truk militernya.
Tak lama, hujan puluhan tembakan dilepaskan oleh tentara ke arah massa melalui truk tersebut.
Massa ketika itu terlihat lari kucar-kacir menyelamatkan diri.
Namun suara dentuman tetap terdengar meski telah menjatuhkan banyak korban jiwa.
Di Jalanan Terdapat Banyak Rintangan
Akibat dari penembakan tersebut, seusai shalat Zuhur di Masjid Bujang Salim Krueng Geukueh, jamaah shalat tampak melihat rombongan wanita dan anak-anak berjalan tergesa.
Mereka datang dari arah barat Kota Krueng Geukueh sembari bertakbir.
Mereka kemudian masuk ke dalam masjid untuk berlindung.
Hingga pukul 13.10 WIB, dalam catatan dokumen Serambi dilaporkan terlihat asap mengepul seperti telah terjadi pembakaran di depan Koramil Dewantara.
Di waktu yang bersamaan, terpasang berbagai haling rintang di sepanjang jalan masuk menuju Keude Krueng Geukueh.
Termasuk jalan di dalam kawasan kota dan Jalan Banda Aceh-Medan yang dibarikade.
Mulai dari Pintu II jalan masuk PT PIM hingga ke sisi barat Krueng Geukueh.
Angkutan mobil pikap terlihat sekitar pukul 13.30 WIB menuju ke arah klinik PT PIM yang berada di jalan Nisam.
Raungan ambulans juga terdengar berpuluh kali dari arah timur menuju ke lokasi.
Keduanya mengangkut korban penembakan tragedy simpang KKA.
Seperti yang tertulis dalam dokumentasi Serambi tertanggal 4 Mei 1999, pasukan Gegana Polri tampak berdiri di depan pabrik PT PIM.
Namun kehadiran mereka kala itu hanya untuk menjaga kelancaran lalu lintas bagi ambulans dan kendaraan lain yang mengankut korban.
Pada Senin malam, situasi di kawasan industri Krueng Geukueh dan Lhokseumawe kembali tenang. (*)