SERAMBINEWS.COM, LONDON - Minggu (3/5/2020) pemerintah Inggris mengatakan akan melonggarkan lockdown Covid-19 secara bertahap.
Perdana Menteri Boris Johnson diyakini akan mengungkap rencana pemerintah dalam beberapa hari mendatang, setelah mengumumkan negara telah melewati puncak wabah virus corona.
Menurut data terbaru dari Worldometers, korban meninggal Covid-19 di Inggris mencapai 28.446, usai bertambah 315 pada Sabtu (2/5/2020).
Sementara itu jumlah kasus virus corona di Inggris bertambah 4.339 menjadi 186.599.
Johnson sendiri telah tertular Covid-19 dan menghabiskan 3 malam di ICU.
Dalam sebuah wawancara ia mengungkapkan, Inggris sudah punya rencana darurat jika dirinya meninggal dunia.
"Itu adalah momen yang sulit, saya tidak akan menyangkalnya," katanya kepada The Sun Minggu (3/5/2020).
"Mereka memiliki strategi seperti saat menghadapi skenario 'kematian Stalin'," tambahnya.
Menteri Kabinet Michael Gove berujar, kemungkinan ada "beberapa batasan" begitu pembatasan dilonggarkan sampai vaksin corona ditemukan.
Dalam briefing harian tentang tanggapan pemerintah terhadap pandemi global ini, ia juga menegaskan kehidupan normal tidak akan kembali dalam waktu cepat.
Laporan surat kabar setempat pada akhir pekan memberitakan, sekolah dasar dapat dibuka lagi pada awal Juni, sementara penumpang yang naik transportasi umum akan diperiksa suhu tubuhnya.
Periode karantina untuk orang yang berkunjung ke Inggris juga telah diajukan.
Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan itu adalah "poin yang sangat dipertimbangkan."
Pendekatan bertahap Negeri "Ratu Elizabeth" ini mengandalkan banyaknya pengujian dan pelacakan kontak termasuk melalui aplikasi ponsel pintar, untuk memantau tingkat penularan dan mencegah gelombang kedua virus corona.
Aplikasi yang dikembangkan oleh bagian digital Layanan Kesehatan Nasional (NHS) itu akan diujicoba mulai pekan depan di Isle of Wight, Inggris selatan.