SERAMBINEW.COM, WASHINGTON - Perang kata-kata antara AS dan Cina semakin memanas dalam pekan ini.
Hal itu dipicu oleh klaim Amerika Serikat bahwa virus berasal dari laboratorium Cina, sebuah teori yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut spekulatif.
Sejak penyakit ini pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun lalu, jumlah kasus yang dikonfirmasi telah mencapai hampir 3,6 juta orang dan kematian mencapai 252.000 orang.
Tetapi klaim dari Presiden AS Donald Trump dibantah oleh WHO dan ahli epidemiologi serta penasihat pemerintah AS, Anthony Fauci, seperti dilansir AP, Selasa (5/5/2020).
• Donald Trump: Intelijen Baru Saja Melapor kepada Saya Bahwa Saya Benar
• AS Sebut Cina Jadi Musuh Besar, Cina Cap ‘Gila’ Menlu Mike Pompeo
• Lagi-lagi Tuding China, Donald Trump Mengaku Punya Bukti Covid-19 dari Laboratorium
"Segala sesuatu tentang evolusi berjalan dari waktu ke waktu dan menunjukkan bahwa virus ini berevolusi di alam, kemudian melompat spesies," katanya.
Trump telah mengakui bahwa kematian akan melampaui prediksi sebelumnya sebanyak 60.000 orang, dengan mengatakan: "Kita akan kehilangan 75 ribu, 80 ribu hingga 100.000 orang."
Korban ekonomi juga bertambah dari dampak pandemi virus Corona.
Spanyol menambah 280.000 orang menjadi pengangguran.
Sedangkan maskapai Virgin Atlantic mengatakan harus memecat satu dari tiga staf.
Pada Senin (4/5/2020), raksasa produksi AS General Electric mengumumkan akan memangkas 10.000 pekerjaan tambahan dari sektor penerbangan saat pandemi tersebut menghancurkan industri.
Kejatuhan ekonomi mendorong Departemen Keuangan AS mengumumkan akan meminjam 3 triliun dolar AS pada periode April-Juni 2020.
Sebagian besar untuk membiayai pengeluaran program penanganan virus corona.(*)