Menurut informasi, kata SAG, AS merupakan salah satu santri asal Aceh yang sedang belajar di Pondok Pesantren (Pompes) Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, dan pulang kampung.
Ia pulang ke Simeulue bersama lima santri lainnya melalui jalur laut dan udara.
"Tiga orang antaranya berlabuh di Pelabuhan Laut Sinabang/Pelabuhan Cargo, pada 25 April 2020," kata SAG.
Setiba di sana mereka dibawa ke RSUD Simeulue untuk pemeriksaan virus corona dengan rapid test.
Hasilnya, 2 orang menunjukkan reaktif rapid, namun ketiganya dikarantina di RSUD Simeulue.
Pada hari itu juga, lanjut SAG, 25 April 2020, Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Simeulue menjemput tiga teman mereka dari Pompes Temboro juga, dan tiba di Simeulue dua hari sebelumnya, melalui Bandara Lasikin.
"Mereka juga menjalani rapid test, termasuk enam anggota keluarga mereka. Hasil rapid menunjukkan 2 orang reaktif dan 7 orang nonreaktif. Seperti tiga temannya, ketiga santri ini pun diisolasi di RSUD Simeulue," terang SAG.
Selanjutnya, Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Simeulue mengambil cairan tenggorokan dan cairan hidung santri yang hasil rapid test-nya reaktif, pada 03-05-2020.
Selain swab tiga santri, juga diambil swab seorang keluarga dari santri itu meski hasil rapid test sebelumnya negatif.
Semua sampel swab itu dikirim ke Balai Litbangkes Aceh di Lambaro, Aceh Besar, dan dianalisa dengan sistem Real Time Polymerase Chain Reaktion (PCR).
Hasilnya diperoleh Selasa 5 Mei 2020 malam, dan satu orang konfirmasi positif Covid-19, tiga lainnya negatif.
“Kini AS dalam perawatan di RSU Simeulue. Kondisi klinisnya relatif baik, dan Insya Allah ia juga segera sembuh kembali,” kata SAG ketika itu. (*)