Angka ideal pemeriksaan massal adalah 0.5-1% penduduk, untuk bisa dianggap mewakili kondisi sebenarnya yang dianggap bisa menjadi titik tolak memberlakukan new normal.
New normal bukanlah normal, bahkan bila dilakukan dengan tanpa berdasarkan fakta sebenarnya dikhawatirkan menjadi new abnormal membuka epicentrum baru yang kemudian akan sulit dikendalikan.
Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kasus Covid-19 rendah, hanya 18 kasus positif yang merupakan kasus impor, bahkan beberapa waktu sempat kosong.
Kondisi masyarakat Aceh nyaris normal, segala aktivitas tetap berlangsung seperti biasa, termasuk aktivitas ibadah di mesjid yang di berbagai daerah lain terpaksa ditiadakan.
Banyak pujian terhadap hal ini, meskipun kita tidak boleh lengah akan kondisi Aceh yang secara geografis umumnya bersatu dengan wilayah lain Indonesia, yaitu Sumatera Utara. Ada berbagai analisa mengenai kurangnya angka Covid-19 di Aceh, di antaranya adalah tingkat berserah diri yang tinggi dari masyarakat Aceh yang agamis kepada Allah menyebabkan perasaan tenang dan meningkatkan imunitas tubuh melawan corona virus.
Di Aceh tidak terlalu banyak tranportasi umum khususnya dalam kota, seperti bus kota, Aceh tidak punya moda transportasi masal seperti kereta api yang menyebabkan orang berjejal. Selanjutnya adalah Aceh belum melakukan pemeriksaan masal dalam jumlah yang cukup.
Memiliki 2 laboratorium pemeriksaan yaitu Balitbangkes dan laboratorium penyakit infeksi Unsyiah, Aceh mampu melakukan pemeriksaan regular 300 sampel per hari, bahkan dalam kondisi terpaksa bisa ditingkatkan dua kalilipatnya. Namun, sampai saat ini kemampuan tersebut belum termanfaatkan, bahkan pemeriksaan RT PCR di Aceh masih kurang dari 200 sampel swab.
Rasanya terhadap banyak pujian dan sanjungan ke Aceh terkait kondisi Covid-19 sikap terbaik adalah tetap awas dan siaga, sosialisasi kemasyarakat bahwa pandemi belum berakhir masih
perlu social distancing, pakai masker, cuci tangan sangat perlu bahkan akan menjadi budaya baru masyarakat dunia.
Melakukan pemeriksaan masal Covid-19 utamanya dengan real time PCR perlu diwacanakan hingga kondisi sebenarnya Covid di Aceh tergambar. New normal segera dijalankan, tapi melindungi manusia adalah upaya yang tidak bisa dilupakan hanya karena sosial ekonomi, kalau harus memilih maka pilihlah keduanya ekonomi dan kesehatan.
Kebutuhan ekonomi tak bisa ditunda kehidupan masyarakat sangat berat, tapi nyawa tidak pernah bisa terbayar oleh uang berapa pun jumlahnya. Dunia tak akan sama lagi dan tak pernah kembali. Saatnya kita bersiap, ayo kendalikan Covid-19. Kemampuan Aceh memungkinkan untuk itu!