Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan.
Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja.
Sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin.
Sedangkan pada posisi tengah, matahari berwarna hitam.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin.
Gerhana jenis terakhir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
"Sedangkan untuk jenis gerhana matahari pada 21 Juni 2020 adalah gerhana matahari cincin, karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi bahagian tengah piringan matahari saja," papar Tgk Ismail.
• Kebahagian Berubah Pilu, Mempelai Wanita Sudah Nunggu di KUA, Calon Suaminya Malah Tak Datang
Lanjutnya, gerhana matahari dalam bentuk cincin kali ini awal mula terlihat di daratan Afrika Tengah.
Kemudian menyusul Yaman, Oman, Pakistan, dan Republik Tiongkok.
Untuk wilayah Indonesia, gerhana matahari ini hanya terlihat dalam bentuk parsial.
Dimana saat puncak gerhana matahari terjadi, piringan bulan hanya menutupi sebagian piringan matahari.
"Hal ini disebabkan wilayah Indonesia tidak termasuk dalam jalur gerhana cincin, seperti yang pernah terjadi pada tanggal 26 Desember 2019 yang lalu," katanya.
Untuk wilayah Aceh, bila cuaca mendukung, gerhana matahari ini akan terlihat selama 2 jam 20 menit 27 detik.
Berikut fase terjadi gerhana matahari di Aceh, dimulai 13.26.04 WIB, ditandai dengan mulai terlihatnya warna hitam memasuki piringan bawah matahari.
Puncak gerhana matahari terjadi pukul 14.41.32 WIB, ditandai dengan 12 persen piringan atas matahari berwarna hitam.