Update Corona di Abdya

Puluhan Warga Rukoen Damee Abdya Datangi Kantor Keuchik, Minta BLT-DD, Begini Kata Keuchik & Camat

Penulis: Rahmat Saputra
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan warga Gampong Rukoen Damee, Kecamatan Babahrot,Abdya melakukan aksi protes terhadap para penerima bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD), Jumat (12/6/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh Nelly Diana. Ia meminta Plt Keuchik Gampong Rukoen Damee memberikan dana BLT-DD secara merata dan adil.

"Kami juga meminta, agar puluhan warga yang tidak masuk ini, segera didata, dan dicairkan dananya," ujar Nelly Diana.

Selain itu, Nelly mendesak keuchik, harus jujur, dan transparan dalam menyerahkan bantuan BLT-DD tersebut.

"Apabila, tuntutan kami tidak segera direalisasikan, maka, kami akan bersikap tegas dan menyegel kantor kechik Rukoen Damee," tegasnya.

Aksi warga ini tak hanya diterima keuchik setempat, tetapi juga Camat Babahrot, Drs Alharis dan perwakilan Polsek dan Koramil.

Sementara itu, keuchik Rukoen Damee, Sayuthi mengaku apa yang dilakukan itu sudah sesuai aturan, dan tepat sasaran.

"Insya Allah, 103 BLT-DD itu sesuai anggaran yang tersedia, dan apa yang kita lakukan sesuai aturan, dan sesuai dengan hasil konsultasi dengan camat," keuchik Rukoen Damee, Sayuthi.

Bahkan, Sayuthi mengaku bahwa dirinya, sudah mengusulkan, nama-nama yang tidak dapat BLT-DD ke bupati untuk dimasukkan dalam daftar penerima bantuan dari APBK.

"Intinya, saya sudah bekerja maksimal, agar seluruh warga dapat bantuan ini, maklum saja, nama saja kita meminta, pasti ada proses dan butuh waktu yang harus kita tempuh," pungkasnya.

Camat Bahahrot, Drs Alharis di depan masyarakat, mengatakan bahwa tidak semua warga mendapatkan bantuan BLT-DD tersebut.

"Jadi semua ada ketentuan dan aturannya, jadi kami mohon besabar," ujar Camat Bahahrot, Drs Alharis.

Bahkan, ia mengaku akan duduk bersama keuchik untuk mencari jalan keluar, sehingga persoalan tersebut bisa diatasi.

"Jadi, yang tidak dapat, kita coba cari solusinya," pungkasnya.

Sebelum membubarkan diri, para warga itu memberikan waktu beberapa hari kepada Plt Keuchik dan Camat untuk mencari solusi, dan jalan terbaik, jika tidak mereka mengancam menyegel kantor desa setempat. (*)

Berita Terkini