SERAMBINEWS.COM - Memanasnya hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) disebut yang paling buruk selama satu dekade ini.
Bahkan kemunduran yang sangat drastis ini disebut memicu perang dingin yang bisa menyeret negara mana saja, termasuk sekutu.
Hubungan bilateral antar kedua negara besar ini dikabarkan memburuk beberapa hari terakhir.
Hal itu setelah pernyataan pemerintah AS mengenai apa yang melanda dunia saat ini setelah wabah virus corona berawal di Wuhan, China.
Melansir South China Morning Post, beberapa waktu lalu, pemerintahan Trump telah mengancam untuk membatalkan kesepakatan perdagangan fase satu dan meningkatkan pemberlakuan tarif terhadap China.
China pun tak tinggal diam dengan tudingan mengenai sumber virus corona dari AS pada mereka.
Sejumlah diplomat China di beberapa negara pun akhirnya menyerang tokoh-tokoh politik AS melalui media sosial.
Hal itu pun dianalisis oleh para ahli politik dunia sebagai peringatan munculnya "perang dingin" baru.
Diplomasi Prajurit Serigala China, Taktik Militer Negeri Panda untuk Menggulung Kekuatan Amerika - Xinhua/Lan Hongguang
Melansir dari CNBC, perang dingin antara AS-China ini sangat berpeluang menyeret negara-negara lain terjerumus di dalam jurang konflik.
“Segala sesuatu akan menjadi lebih buruk, mungkin jauh lebih buruk, sebelum menjadi lebih baik. Fenomena ini sedang berlangsung,” jelas Dan Ikenson, direktur Herbert A. Stiefel Center untuk Studi Kebijakan Perdagangan di Cato Institute, merujuk pada perpecahan ekonomi antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Menurutnya, Tiongkok kini mulai menargetkan sekutu dari Amerika yang sebut para analis sebagai taktik "diplomasi prajurit serigala".
Taktik tersebut merujuk pada sebuah film yang sangat populer di mana pejuang China mengalahkan musuh secara global.
Bahkan seperti situasi di Hong Kong belum lama ini yang masih menjadi bagian dari China bisa jadi pemicunya.
Diketahui bahwa China mengusulkan undang-undang keamanan baru untuk Hong Kong yang membuat warga Hong Kong pun turun ke jalan.