Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sebagian rumah tangga di Aceh Tamiang dalam waktu dekat akan menikmati fasilitas jaringan gas (jargas).
Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, Basyarudin ketika menyosialisasikan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga bersama perwakilan Kementerian ESDM dan kontraktor pelaksana, Senin (15/6/2020).
Dalam pembahasan itu disampaikan kalau pembangunan jaringan gas ini akan dimulai pekan ini.
Proses pengerjaan sendiri menerapkan protokol kesehatan Covid-19, di mana para pekerja akan menjalani rapid test.
Pada tahap awal ini pemasangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga diprioritaskan di Kecamatan Kota Kualasimpang yang meliputi beberapa kampung, di antaranya Perdamaian, Sriwijaya, Kotalintang, Bukittempurung serta Kampung Landuh di Kecamatan Rantau.
Basyarudin berharap melalui sosialisasi ini pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini bisa berjalan lancar dan menciptakan masyarakat Aceh Tamiang yang siap berdaya saing dan memacu ketertinggalan dari daerah lain.
Sebelumnya, Bupati Aceh Tamiang Mursil menjelaskan Jargas ini memiliki manfaat yang cukup besar bagi masyarakat. Melalui metode ini, masyarakat dipastikan tidak lagi harus mengantre di pasar untuk mendapatkan fasilitas gas dan juga lebih hemat.
• Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Seorang Kakek Hampir Mati Berdiri Melihat Tagihan Rumah Sakit
• Polres Bener Meriah Gratiskan Biaya Pembuatan SIM bagi Warga yang Lahir 1 Juli dan Berusia 17 Tahun
• Masyarakat Aceh Perantauan Sudah Bisa Daftar Secara Mandiri di Aplikasi Database Masyarakat Aceh
“Nanti kalau jaringan gas sudah terbangun semua, masyarakat di rumah tinggal menyalakan kompor. Jadi tidak perlu membeli tabung gas lagi, harganya pun lebih murah karena bayar bulanan,” kata Mursil
Dia mengatakan pembangunan Jargas ini bagian dari pembenahan Kota Kualasimpang yang menurutnya tidak ada perubahan drastis sejak terbentuk. Kesan negatif ini disebabkan penataan pasar pagi kurang baik, sehingga menimbulkan kesan kumuh.
“Pasar pagi sudah ada sejak tahun 70-an, tapi tidak pernah dibenahi. Wajar kacau karena jumlah pedagang bertambah, sementara kiosnya segitu-segitu saja,” sambungnya.
Tahun lalu pembenahan mulai dikerjakan dengan memperbaiki trotoar dan pelebaran jalan.
Pembenahan ini kata dia akan terus dilanjutkan dengan mengaspal seluruh beram jalan. Selain itu Pemkab Aceh Tamiang juga sudah bekerja sama dengan PTKAI untuk memberdayakan lahan 1,8 hektare yang ada di tengah kota.(*)