BBM di Indonesia Tak Goyah Meski Harga Minyak Mentah Dunia Turun, Dirut Pertamina Ungkap Alasannya

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelanggan sedang mengisi bahan bakar di sebuah SPBU.

Yang kalau harga kulakannya turun, harga jualnya bisa langsung turun.

Yang kalau harga minyak mentah dunia kini tinggal 20 dollar AS/barel, harga bensin bisa langsung diturunkan menjadi sekitar Rp 5.000/liter," jelas Dahlan dikutip dari Disway.id, Sabtu (2/5/2020).

Dahlan mengatakan, penurunan harga dan jumlah konsumsi yang anjlok tak serta merta bisa membuat Pertamina menghentikan operasi kilang minyaknya.

Hal ini juga sangat terkait dengan bisnis di sektor hulu dan hilir migas.

"Kita harus memahami bahwa Pertamina itu juga memiliki kilang sendiri dan sumur minyak sendiri. Kilang itu memerlukan biaya operasi.

Sumur minyak itu harus dijaga jangan sampai mati. Semua itu perlu biaya. Kita lah yang bisa jadi donaturnya," ujar dia.

Apa yang terjadi pada bisnis hulu dan hilir minyak ini pula yang membuat harga minyak di AS sampai minus.

Ini lantaran pembeli minyak sangat sedikit, di sisi lain tangki-tangki penyimpanan minyak sudah penuh.

()

Ilustrasi kilang minyak.(Pixabay) (Pixabay)

"Itulah persoalannya. Kalau tidak ada yang membeli minyak itu akan meluber ke mana-mana. Mencemari bumi manusia.

Sumur minyaknya sendiri akan terus mengalirkan minyaknya ke tangki. Tidak bisa ditutup. Kalau krannya diputer mati, kran itu akan jebol, kena tekanan," ujar Dahlan.

Pilihan menutup sumur minyak juga bukan opsi menguntungkan.

Menutup sumur agar biaya operasi tak lagi keluar, malah akan mematikan sumur minyak.

Butuh biaya lagi untuk menemukan dan mengebor sumur baru lagi.

"Mematikan sumur itu pun perlu biaya. Kan lebih baik biarlah terus mengalir, dengan harapan masih ada yang mau membeli. Kilang minyak pun harus jalan terus.

Halaman
1234

Berita Terkini