Sewa Bus, Haji Uma Jemput 33 TKI Asal Aceh yang Dikarantina di Medan

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma menjemput langsung 42 TKI asal Aceh dari Malaysia yang sempat dikarantina selama 5 hari di Asrama Pramuka Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara, Rabu (17/06/2020).

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - H. Sudirman atau yang lebih akrab disapa Haji Uma Anggota DPD RI asal Aceh menjemput langsung 42 TKI asal Aceh dari Malaysia yang sempat dikarantina selama 5 hari di Asrama Pramuka Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara.

Mereka selanjutnya dipulangkan ke kampung halaman masing-masing di Aceh.

“Haji Uma yang juga didampingi oleh Safrizal (Toke Dan) tiba di tempat karantina TKI asal Aceh di Medan, Rabu (17/06/2020), pukul 07:30 pagi,” tulis Muhammad Daud, staf ahli H Sudirman, dalam siaran pers kepada Serambinews.com, Rabu sore.

Daud mengatakan, sebelum dipulangkan, ke-42 orang TKI tersebut terlebih dahulu melakukan serah terima dengan Disnaker Sumut.

Surat serah terima ini ditandatangani oleh Ruslan selaku Kepala Penghubung Perwakilan Pemerintah Aceh di Medan, turut didampingi oleh Anggota DPD RI H Sudirman (Haji Uma), Anggota DPR Aceh Muhammad Yusuf (Banta).

Dari 42 TKI asal Aceh tersebut 33 orang dipulangkan oleh Haji Uma dengan menggunakan bus yang disewanya.

Sementara sisanya ada yang dijemput oleh keluarga dan ada juga pulang dengan menggunakan bus yang disiapkan oleh Muhammad Yusuf (Banta) anggota DPR Aceh bersama perwakilan pemerintah Aceh di Medan.

Sebelum berangkat Haji Uma ikut memimpin doa agar selamat rombongan selamat dalam perjalanan hingga ke kampung halaman.

"Alhamdulillah dengan berkat doa dan kerja keras, sehingga 42 TKI ini sudah bisa dipulangkan 33 orang.

Di antaranya pulang dengan 1 unit bus yang sudah saya sewa dengan uang pribadi saya, dan selebihnya ada yang dijemput langsung oleh keluarganya dan juga dengan Bus anggota DPR Aceh Muhammad Yusuf (Banta)," kata Haji Uma.

Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma memimpin doa di dalam bus yang akan membawa pulang para TKI asal Aceh dari Malaysia yang sempat dikarantina selama 5 hari di Asrama Pramuka Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara, Rabu (17/06/2020). (SERAMBINEWS.COM/Handover)

Reza sebagai koordinator ke-42 TKI tersebut mengucapkan terima kasih atas perhatian Haji Uma dan pihak-pihak lain yang ikut peduli dengan nasib mereka.

"Kami semua di sini mengucapkan terimakasih kepada Haji Uma dan Abu Saba yang telah membantu proses dari awal dan sampai kami dijemput untuk di dipulangkan ke Aceh, dan mempercepat kepulangan kami serta juga telah menyediakan 1 unit bus untuk pemulangan kami dan juga pihak lainnya," kata Reza, seperti dikutip siaran pers yang dikirim Muhammad Daud.

UPDATE Covid-19 di Indonesia 17 Juni 2020, Total 41.431 Kasus, 16.243 Sembuh, Aceh 10 Kasus Baru

Terkait Hasil Tes Swab Bagi 90 Warga Lhokseumawe, Ini Pernyataan Tim Gugus Tugas

Dikarantina

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 42 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Aceh yang baru pulang dari Malaysia menjalani karantina di Gedung Cadika Baru Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Mereka dijemput Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sumatera Utara setiba di Bandara Internasional Kualanamu, Medan, Jumat (12/6/2020) malam.

Informasi itu diperoleh Serambi dari anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman atau yang lebih dikenal Haji Uma Minggu (14/6/2020).

Haji Uma yang dihubungi satu dari 42 TKI Aceh itu, mengadukan persoalan yang dialaminya setelah difasilitasi oleh Ketua Kesatuan Aneuk Nanggroe Aceh (KANA) di Malaysia, Nazaruddin alias Abu Saba.

“Kami 42 orang TKI berangkat dari Kuala Lumpur pada Jumat sore, dan tiba di Bandara Kualanamu sekitar pukul 21.00 WIB,” lapor Reza Fahlevi (24), TKI asal Sigli kepada Serambi, Minggu (14/6/2020).

Setelah antrean sekitar empat jam untuk pemeriksaan, kemudian mereka baru dibawa ke Gedung di Lubukpakam, dan tiba pukul 04.00 WB dini hari.

“Mereka memasukan alat seperti lidi ke mulut dan ke hidung kami, karena mereka menyebutkan tidak memiliki surat keterangan bebas corona,” ujar Reza.

Para TKI itu mengeluhkan karena mereka mengaku tidak mendapat kesempatan untuk membeli makan dari mulai di Kualanamu sampai ke gedung untuk karantina.

Reza menyebutkan, dirinya dan TKI lainnya mengaku tidak mengetahui berapa lama mereka akan menjalani karantina di gedung tersebut, karena belum diberitahukan.

Karena itu, dirinya menghubungi Haji Uma untuk meminta supaya dapat memfasilitasi agar bisa segera pulang dan siap menjalani karantina mandiri di rumahnya.

“Kalau persoalan makan bisa kami maklumi, tapi untuk biaya kebutuhan lainnya mereka mengeluh. Sebab, selain harganya lebih mahal juga harus memberi ongkosi kepada petugas.

Ribuan Rumah Terendam Banjir, Di Lima Kecamatan di Aceh Utara

Konflik Memanas, India Kirim Kapal Perang dan Pesawat Tempur ke Perbatasan Cina

Selain itu, kawasan tersebut juga banyak kali nyamuk, sehingga sangat berpotensi terserang penyakit lainnya,” katanya yang menyebutkan sebagian TKI tidak memiliki lagi uang.

Para TKI tersebut pulang ke Aceh karena masa berlaku visa untuk tinggal di Malaysia sudah berakhir.

Sebagian TKI memang selama ini bekerja di negeri jiran, tapi sebagian lagi berliburan.

“Meskipun visa kami berakhir, tapi kami tidak pulang melalui jalur tikus, karena kerajaan Malaysia memberikan izin untuk pulang dari jalur resmi,” ujar Reza.

Anggota DPD RI asal Aceh, Haji Uma mengaku setelah mendapat laporan tersebut, dirinya sudah menghubungi petugas Kantor Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Aceh, dan menghubungi Pejabat di Disnaker Sumut untuk menyampaikan persoalan itu.

“Kita sampaikan kepada mereka supaya asupan gizi untuk ibu hamil harus diprioritaskan,” tegas Haji Uma.

Karena dari 42 TKI tersebut, empat diantaranya sedang hamil tujuh bulan.

Selain itu, Haji Uma juga meminta agar tempat mereka tinggal juga harus diperhatikan, sehingga nantinya mereka bisa pulang dalam keadaan sehat.

Untuk proses selanjutnya, Haji Uma akan terus mengawasi agar 42 TKI Aceh itu dapat segera dipulangkan ke Aceh.

Dirinya juga akan berupaya untuk menyediakan transportasi jika pemerintah nantinya tidak menyediakan. “Petugas menyebutkan pemulangan mereka menunggu hasil lab,” pungkasnya.(*)

Berita Terkini