Icut mengungkap hal itu saat menjadi pembicara utama dalam “Bedah Buku Online” yang diselenggarakan secara virtual oleh Forum Mahasiswa Aceh Dunia, Sabtu (20/6/2020) malam.
Pembicara lainnya Yunidar ZA, Ketua Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Aceh Jakarta (IMPAS) dan Muhammad Haykal, mahasiswa Aceh di Turki.
Buku yang dibedah berjudul, "Mereka yang Luput dari Sejarah, Mengungkap Representasi Ketokohan Daud Beureueh dan Hasan Saleh dalam Karya Sastra,".
Buku yang ditulis Icut sebagai tesisnya itu diterbitkan Mahara Publishing Jakarta.
Icut mengatakan, buku-buku sastra juga menjadi rujukan sejarah.
Ia mencontohkan, sejarah Aceh justru banyak ditulis dalam karya sastra, seperti hikayat-hikayat.
“Saya sendiri mengambil rujukan Hikayat Prang Geumpeuni,” kata Icut.
Cut Novita Srikandi, lahir 10 November 1988 di Blang Jruen, sebuah desa kecil di Aceh Utara.
Memiliki kecintaan sangat besar kepada sastra.
Ia peneliti sastra, penikmat sastra, dan dosen sastra di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
Lahir dan berasal dari kota kecil di Aceh, tidak lantas membuat anak tunggal ini berkecil hati terasing dari dunia sastra.
Itulah sebabnya, setelah menamatkan SMA N 1 Lhokseumawe, ia hijrah ke Medan, kuliah di Universitas Sumatera Utara mengambil jurusan Sastra Inggris.
Di sana pula ia memuaskan “dahaga sastranya” sebab selain kuliah jurusan sastra, Icut juga bergabung dengan Teater ‘O’.
Kemampuan aktingnya, teruji saat ia lolos audisi film ‘Ketika Cinta Bertasbih’ untuk area Medan.
“Saat itu hanya terpilih 12 orang dari 250 peserta,” ujar Icut.