Diakuinya, meskipun dari skooring Aceh mungkin belum memenuhi syarat untuk melakukan PSBB dan keputusannya ada di tingkat pusat, namun pemikiran ke arah sana harus dipertimbangkan.
“Apa yang terjadi di Jawa Timur dan beberapa daerah lain di Indonesia hendaknya kita jadikan pelajaran. Apalagi kapasitas Aceh dalam bidang kesehatan untuk menghadapi pandemi ini belum cukup kuat,” kata Ketua IDI Aceh ini mengingatkan.
Saran lain dari IDI Aceh kepada Pemerintah Aceh adalah mulai menyiapkan pusat karantina, baik berupa rumah sakit darurat maupun wisma kesehatan untuk OTG atau pasien dengan gejala ringan.
“Stigma pasien positif harus diisolasi di rumah sakit adalah salah satu factor yang membuat banyak orang yang tidak mau melakukan pemeriksaan,” imbuh Safrizal.
Bila mungkin, sambung dia, pusat karantina bisa difungsikan dengan memberikan berbagai fasilitas dan edukasi bagi OTG dan pasien gejala ringan.
Ini dimaksudkan agar pemahaman masyarakat juga akan lebih baik dan tidak mudah termakan postingan media sosial yang sering kurang tepat dan kontraproduktif.(*)
• Ketiban Durian Runtuh, Arief Muhammad Dapat Mobil Rp 500 Juta dari Crazy Rich Malang Gegara IG Story
• Ungkap Pesan Jokowi, Mahfud: Aparat Jangan Terlalu Sensi, Kalau Cuma Bikin Hoaks Ringan Biarin Saja
• Dua Korban Perampokan Mobil Box Dijemput Pihak Perusahaan, Kasus Ditangani Polda Aceh