Berita Luar Negeri

Untuk Bendung Pengaruh China, Amerika Akan Pindahkan 9.500 Pasukan dari Jeman ke Indo-Pasifik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saling Todong di Tengah Laut, Kapal Perang China Pepet Armada Amerika

SERAMBINEWS.COM - Ketegangan antara China dan Amerika di Laut China Selatan tampaknya semakin memanas.

Beberapa kabar terbaru menyebutkan, ketegangan China dan Amerika berada di puncak tertinggi setelah China menolak untuk mengendurkan otot militernya di Laut China Selatan.

Sementara itu, China justru balik mengkritik Amerika karena kehadirannya di Laut China Selatan.

Hal itu membuat kedua negara memiliki hubungan semakin memanas.

AS Tambah Militer Secara Besar-besaran di Laut China Selatan, Risiko Gesekan Dengan China Meningkat

Makin Panas, 60 Persen Angkatan Laut AS Telah Berada di Asia Pasifik, Begini Respon China

India dan China Akhirnya Sepakat Kurangi Ketegangan Setelah Hampir 11 Jam Berunding

Menurut 24h.co.vn, Amerika sendiri tampaknya berencana menambah kekuatan militernya di kawasan Indo-Pasifik.

Presiden Donald Trump mengumumkan, dia akan menarik hampir 10.000 pasukannya di Jerman berdasarkan penasihat nasional Robert O'Brien.

Pada 15 Juni, Trump mengumumkan dia akan menarik pasukannya sampai Jerman menyumbang anggaran pertahanan yang sepadan dengan sekutu NATO-nya.

Negara dalam aliansi NATO perlu menghabiskan setidaknya 2% dari PBD mereka untuk pertahanan, tetapi Jerman hanya menghabiskan 1,4 %.

Langkah Trump meninggalkan Jerman dengan sekitar 25.000 tentara ditempatkan di Jerman.

Kemudian menarik 9.500 pasukannya belum jelas ke mana tujuannya.

Badan Intelijen AS Sebut China Perintahkan Serangan, India Minta China Tarik Pasukan

Misteri Penyebaran Corona Hingga Jadi Pandemi Global Terkuak, Ternyata Akibat Kecerobohan China Ini

Ditlantas Polda Aceh Cek Protokol Kesehatan Sejumlah Showroom di Banda Aceh

Namun, pada 22 Juni penasihat keamanan nasional Robert O'Brien mendukung langkah penarikan pasukan itu dari Jerman.

Karena menurutnya tidak tepat mempertahankan pasukannya di Jerman dalam gaya perang dingin.

Sementara itu O'Brien menyarankan untuk membawa pasukan yang ditarik itu ke pangkalan AS di Asia Pasifik, yang kini sedang memanas.

"Ribuan tentara harus dikerahkan ke wilayah Indo-Pasifik, di mana militer Amerika memiliki pangakalan di Guam, Hawaii, Alaska dan Jepang, serta bisa memasuki Australia," katanya.

Menurut O'Brien, Amerika kini menghadapi tantangan dengan China sebagai pesaing terbesarnya.

"Ini adalah persaingan militer, ekonomi, teknologi, kecerdasan buatan, dan perjalanan ruang angkasa," katanya.

Merka menganggap tak main-main untuk mengancam kekuatan China yang kini kian merajalela.

Namun, opsi lain bagi pasukan militer Amerika adalah mereka bisa saja ke negara Eropa lainnya, bahkan mungkin bisa lebih dekat dengan Rusia.

Menurut Media Polandia, AS telah mengirim 2.000 pasukannnya ke negara itu, bersama pembom dan pesawat angkut.

Mike Pompeo: Iran Akan Beli Pesawat Tempur dari Rusia dan Cina, Javad Zarif Sebut AS Putus Asa

Menhan India Kunjungi Rusia, Minta Pengiriman Sistim Pertahanan Udara Canggih S-400

Sementara itu, para elit Amerika juga mendesak pasukannya untuk dikirim ke Rumania.

Mengingat negara itu adalah pusat kampanye Rusia dalam melawan Eropa Timur.

Sementara itu, Amerika masih mempertahankan 375.000 pasukannya di kawasan Asia-Pasifik.

Pasukan militer di wilayah itu termasuk 60% dari kapal angkatan laut, 55% dari tentara dan 2/3 dari marinir.

85.000 Pasukannya dikerahkan ke garis depan dengan senjata dan teknologi tinggi, Amerika berencana mempertahankan dominasi mutlak atas keamanan Asia-Pasifik selama bertahun-tahun.

Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas tindakan semena-mena militer China, menurut laporan tersebut.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari.Grid.Id dengan judul “Tarik 9.500 Pasukannya di Jerman dan Berencana Mengirimnya ke Indo-Pasifik, Amerika Tak Main-main Pertahankan Dominasi Mutlak Asia Pasifik dari China”

Berita Terkini