PDIP akan Tempuh Jalur Hukum atas Aksi Pembakaran Bendera Partai saat Demo RUU HIP

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto saat ditemui di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

SERAMBINEWS.COM - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyesalkan adanya aksi provokasi berupa pembakaran bendera partai PDIP saat aksi demo penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di Gedung DPR, Senayan Jakarta pada Rabu (24/6/2020).

Ia menegaskan, sikap PDIP terkait RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) bahwa partai mengedepankan dialog.

“Rancangan Undang-undang selalu terbuka terhadap koreksi dan perubahan, agar seirama dengan suasana kebatinan rakyat. Jadi sebaiknya semua menahan diri dan menghindarkan dari berbagai bentuk provokasi,” kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020) malam.

Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera Partai, ia percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi.

“PDI Perjuangan ini Partai Militan, kami punya kekuatan grass-roots, dan kekuatan ini kami dedikasikan sepenuhnya bagi kepentingan bangsa dan negara.

Diduga Palsukan Dokumen, Seorang Anggota KIP Agara Dilaporkan Ke DKPP RI

Jenazah Pasien Corona Tertukar, Terungkap Dari Surat Kematian Saat Akan Dikubur, RS Minta Maaf

Soal Pengelolaan Blok B, DPRA akan Panggil Manajemen PT PEMA, Ini Penjelasan Anggota Komisi II DPRA

Simak, Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Ini Keutamaan dan Manfaatnya Bagi Tubuh

Saat ini, fokus partainya adalah membantu pemerintah dan rakyat dalam penanganan covid-19.

“Presiden, wapres, dan seluruh jajaran kabinet didukung oleh seluruh kader PDI Perjuangan yang antara lain terdiri dari 128 anggota DPR RI, 18 Ketua DPRD, 416 anggota DPRD Provinsi, 3232 anggota DPRD Kab kota dan 237 kepala daerah dan wakil kepala daerah serta 1,43 juta pengurus Partai, menyatu dengan rakyat, memerangi Covid-19 dengan seluruh dampaknya secara sosial dan ekonomi. Itulah skala prioritas kita bersama,” jelas Hasto.

Ia tak mau terganggu dengan adanya aksi tersebut, oleh karenanya, pihaknya akan memilih jalur hukum guna menyelesaikan masalah tersebut.

Jalur tersebut merupakan langkah yang sama yang ditempuh PDI saat melawan pemerintahan di era orde baru.

“Jalan hukum inilah yang dilakukan oleh PDI pada tahun 1996, ketika pemerintahan yang otoriter mematikan demokrasi,” ungkap Hasto.

Hasto berharap masyarakat dapat mengedepankan musyawarah terkait aspirasi RUU HIP ini.

Ia juga mengingatkan agar kadernya tak terprofokasi dengan adanya kejadian pembakaran bendera partai itu.

"Dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga ke Rote sangat majemuk. Kita bersatu karena Pancasila. Kita harus belajar dari konflik di Suriah, Yaman, Libya dll. Rakyat di negara-negara tsb akhirnya menjadi korban."

94 Rohingya Tidur Dalam Kapal Motor Jarak 1 Mil dari Bibir Pantai

Menghindari Sakit Pinggang saat Duduk Lama di Tempat Kerja, Begini Caranya

Beredar Foto Ketua KPK Naik Helikopter Mewah, Begini Respon ICW Hingga MAKI Lapor Ke Dewan Pengawas

"Indonesia memiliki nilai luhur untuk bermusyawarah, jadi itulah yang harusnya kita kedepankan. Untuk itu mari kedepankan proses hukum dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan diinstruksikan agar tidak terprovokasi,” terang Hasto.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni 212 dan sejumlah ormas memadati depan gedung DPR RI pada Rabu (24/6/2020).

Halaman
12

Berita Terkini