Berita Luar Negeri

30 Tahun Hidup Dengan Fisik Wanita, Hasil Tes Rumah Sakit Ungkap Identitas Aslinya adalah Pria

Penulis: Yeni Hardika
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

SERAMBINEWS.COM - Sebuah kejadian langka menimpa salah seorang warga negara India.

Seorang wanita berusia 30 tahun baru-baru ini mengetahui bahwa identitas dirinya yang sebenarnya merupakan seorang pria, setelah menjalani perawatan dan hasil tes di rumah sakit.

Sebelumnya, ia hidup selama hampir 30 tahun dengan kondisi fisik wanita yang utuh tanpa komplikasi apapun.

Dilaporkan oleh India Today, Jumat (26/6/2020), wanita tersebut merupakan penduduk dari Distrik Birbhum, sebuah wilayah di negara bagian Benga Barat, India.

Ia sudah menikah selama sembilan tahun dan kini sedang dalam perawatan di rumah sakit akibat sering mengalami sakit perut parah beberapa bulan lalu.

Selama masa perawatan, dokter menemukan bahwa warga india ini ternyata adalah seorang pria yang menderita kanker testis.

Ini Sejumlah Penyakit yang Dikeluhkan Pengungsi Rohingya Pada Tim Medis PMI Aceh Utara

Dilaporkan, dua bibi dari pihak ibunya juga menderita kondisi yang sama.

Selama tiga puluh tahun, ia menjalani kehidupan normal tanpa komplikasi.

Hingga baru-baru ini, saat dirinya dalam masa perawatan karena sakit perut, dokter menemukan bahwa ia adalah seorang pria yang menderita kanker testis.

Yang mengejutkan, saudara perempuannya (28) juga menjalani tes yang sama setelah menemukan kasus oleh saudarinya itu.

Ternyata, ia juga didiagnosis memiliki Androgen Insensitivity Syndrome, yaitu suatu kondisi di mana seseorang dilahirkan secara genetis laki-laki, tetapi memiliki semua sifat fisik seorang wanita.

Dr Anupam Dutta, seorang ahli onkologi di Rumah Sakit Kanker Netaji Subhas Chandra Bose yang menangai kasus ini mengatakan bahwa warga Birbhum mengungkapkan bagaimana kondisi dari pasiennya itu

Mengenal Sosok Snouck Hurgronje (3), Menikah 4 Kali, Punya Keturunan di Sini

"Dari penampilannya, dia adalah seorang wanita. Mulai dari suaranya, payudara berkembang, alat kelamin luar normal, semuanya milik wanita,"

"Namun, rahim dan indung telur tidak ada sejak lahir. Dia juga tidak pernah mengalami menstruasi," kata dokter Dutta seperti dikutip dari India Today, Jum’at (26/6/2020).

Dokter Dutta menyampaikan bahwa kasus seperti dialami oleh pasiennya ini adalah kondisi yang sangat langka dimana hanya dapat ditemukan satu dari setiap 22.000 orang.

Hasil laporan pengujian menunjukkan, pasien tersebut memiliki alat kelamin yang disebut dengan istilah vagina buta.

Dokter kemudian memutuskan untuk melakukan tes Karyotyping, yang mengungkapkan bahwa komplemen kromosomnya adalah 'XY', bukan 'XX' seperti yang ditemukan pada seorang wanita.

"Kami melakukan pemeriksaan klinis, setelah ia mengeluh sakit perut, dan mengetahui ia memiliki testis di dalam tubuhnya,”

VIRAL Foto Bayi Disebut Mirip Prabowo, Ternyata Bintang Iklan Minyak Telon, Ini Identitasnya

“Biopsi dilakukan, setelah itu ia didiagnosis menderita kanker testis, juga disebut seminoma," jelas Dokter Dutta.

Saat ini, pasien tersebut sedang menjalani kemoterapi dan kondisi kesehatannya stabil.

"Karena testisnya tetap tidak berkembang di dalam tubuh, tidak ada sekresi testosteron. Hormon kewanitaannya, di sisi lain, memberinya penampilan seorang wanita," tambah dokter Dutta.

Disampaikan oleh dokter Dutta, pasiennya ini selama hidupnya sudah tumbuh sebagai seorang wanita.

Ia juga sudah menikah dengan seorang pria selama hampir satu dekade.

Mereka juga sudah beberapa kali mencoba untuk mendapatkan anak.

Wings Air Kembali Terbang ke Bandara Malikussaleh Aceh Utara, Setelah Gagal Empat Hari Lalu

Namun upaya itu terus gagal.

Untuk itu, tim dokter menyarankan agar pasangan ini tetap menjalani kehidupan yang telah mereka lalui.

" Saat ini, kami menasihati pasien dan suaminya, menyarankan mereka untuk terus menjalani kehidupan sebagaimana mereka lalui,” kata dokter Dutta.

Ahli onkologi ini juga menuturkan bahwa dua bibi dari pihak ibu pasien ini juga didiagnosis menderita Androgen Insensitivity Syndrome di masa lalu.

Menurutnya, kasus yang dialami oleh pasien ini mungkin terjadi karena faktor gen.

"Itu mungkin dalam gen. Kita telah mengetahui bahwa dua bibinya dari pihak ibu juga menderita kondisi yang sama," tutupnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkini