Kualitas Gabah

Petani Cemas, Hujan Landa Abdya Berdampak pada Kualitas Gabah Hasil Panen

Penulis: Rahmat Saputra
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Abdya, Akmal Ibrahim bersama Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh , A Hanan, Wakil Bupati, Muslizar MT, melakukan panen benih padi unggul bertabel ungu menggunakan mesin pemotong (combine harvester) yang dikembangkan kelompok penangkar benih dalam acara Temu Lapang Panen Raya Padi MT Gadu 2018 di areal Blang Beuah, Desa Pawoh, Kecamatan Susoh, Senin (15/10/2018). Tingkat produksi padi berkisar antara 8 sampai 9 ton GKP (gabah kering panen) per hektare.

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejak beberapa hari terakhir hujan melanda kawasan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Akibatnya, sebagian petani menjadi kewalahan dan terancam rugi.

Pasalnya, guyuran hujan mulai dari intensitas rendah, sedang dan tinggi mengakibatkan kualitas gabah menurun.

Salah seorang petani di Kecamatan Susoh, Darmawan mengatakan, harusnya padi yang baru dipotong dengan menggunakan mesin pemotong padi dapat segera dikeringkan, agar menghasilkan gabah dengan kualitas yang baik dan tahan lama.

"Karena guyuran hujan yang tidak jelas seperti ini, membuat proses pengeringan padi pasca panen tidak maksimal," kata Darmawan kepada Serambinews.com, Rabu (8/7/2020).

Begitu juga halnya dengan kondisi padi yang dipotong secara manual, katanya, usai dilakukan pemotongan, sebelum melalui proses perontokan menggunakan mesin perontok, padi telah mulai basah oleh hujan.

Akibatnya, lanjutnya, para petani harus menunggu berhari-hari hingga padi kering agar bisa dilakukan perontokan dari jerami.

Haji Uma Bawa Pulang 4 TKI Asal Aceh, Setelah Tiga Bulan Berada di Penampungan Dinsos Kalbar

Bocah Dua Tahun Ini Negatif Corona, Tapi Malah Dicabuli di RS, Sang Ibu Menemukan Ini

Viral Ambil Minyak dari Truk yang Terbalik, Tujuh Orang Meninggal Disambar Api

"Meskipun kualitas gabah di Abdya sangat menjanjikan, namun jika kondisinya tidak kering tentu saja akan merusak kualitasnya," paparnya.

Hal serupa juga disampaikan Azizi petani di Kecamatan Blangpidie. Ia sangat mengkhawatirkan jika hujan terus menerus melanda Abdya, tentu proses pengeringan gabah tidak bisa dilakukan.

"Banyak juga diantara petani yang telah memanen padi langsung menjualnya kepada agen pengepul dengan kondisi belum kering," katanya.

Sementara untuk gabah yang sengaja disimpan sebagai persediaan hingga musim panen mendatang, tentu harus dikeringkan dengan baik, agar mampu bertahan kualitasnya termasuk cita rasanya tetap terjaga.

"Gabah dengan kondisi kandungan air masih tinggi tidak akan bertahan lama jika disimpan. Kualitasnya akan menurun, seperti berubah menjadi hitam, berjamur serta berasnya akan patah dan berbau," terangnya.

Ia mengaku, upaya yang dilakukan pihaknya saat ini hanya menjaga kondisi suhu gabah agar tidak panas dalam karung. Kebanyakan petani menempatkan gabah di tempat terbuka dan tidak lembab, sambil menunggu cuaca normal kembali.

Sementara itu, meski telah memasuki pertengahan musim panen padi di Abdya. Harga gabah di tingkat agen pengepul masih tetap stabil.

Dimana harga gabah saat ini berkisar antara Rp 5.000-5.200 per kg tergantung jenis dan kualitas gabah.

Kondisi tersebut membuat petani bisa bernafas legah, sebab hasil dari penjualan gabah masih dapat disisihkan untuk biaya penggarapan lahan musim tanam selanjutnya.

"Harga saat ini masih stabil, semoga saja harga tersebut tidak berubah hingga penghujung musim panen nanti," harapnya.(*)

Berita Terkini