Penyesalan Yuni, Kerabat Irwandi yang Positif Covid-19: Andai Aku Tahu Hasil Swabnya dari Awal

Penulis: Yocerizal
Editor: Yocerizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yuni Saputri, Anggota Keluarga Irwandi Yusuf

Penyesalan Yuni, Kerabat Irwandi yang Positif Covid-19: Andai Aku Tahu Hasil Swabnya dari Awal

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebuah pesan Whatsapp masuk, dari Yuni Saputri, anggota keluarga mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.

"Aku stres Yos," bunyi pesan tersebut, .

Saya dan Yuni memang bersahabat. Kami kenal sejak kuliah dulu. Kami seangkatan, hanya beda fakultas.

Saya kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah sementara Yuni di Fakultas Pertanian. Dua fakultas yang saling bertetangga.

Yuni beberapa hari terakhir ini memang menjadi perbincangan hangat. Ia terkonfirmasi positif Covid-19.

Kabar Yuni terinfeksi ini awalnya diketahui dari postingan Irwandi Yusuf di akun Facebook Irwandi Teungku Agam Yusuf, Senin (3/8/2020).

Tim Medis Tracing Warga yang Pernah Kontak dengan Keluarga Irwandi, Turun ke Dua Desa di Peusangan

Doa Mengalir untuk Keluarga Irwandi Yusuf, Ada yang Mengaku Sempat Kontak dengan Darwati

Postingan itu menjadi viral, dan hanya berselang dua hari, seluruh keluarga Irwandi di Lampriek, Banda Aceh, juga dikabarkan positif Covid, termasuk Darwati A Gani.

Hanya putri Irwandi, Putroe Sambinoe Meutuah yang tidak ikut terinfeksi. Putroe sejak empat hari lalu berada di Jakarta.

Yuni sendiri, begitu diketahui positif, langsung dibawa ke Rumah Sakit Meuraxa, Banda Aceh, untuk mendapat perawatan dan isolasi.

Awalnya, sesaat setelah menerima pesan, saya menduga Yuni stres karena sendirian berada di ruang isolasi rumah sakit, tanpa ada saudara dan teman yang menemani.

Ternyata bukan. Ia stres dengan beban perasaannya sendiri. Beban mengetahui orang-orang terdekatnya terjangkit, dari keluarga hingga kemungkinan teman sekantornya.

"Aku merasa, gara-gara aku semua jadi positif. Aku nggak berguna," tulis Yuni mengutuk diri sendiri.

Darwati Akui Dirinya dan Keluarga Positif Covid-19, Tapi Belum Terima Hasil Resmi Laboratorium

Meski Positif Covid-19, Darwati A Gani Tetap Belanja, Ini yang Dikonsumsinya untuk Tingkatkan Imun

Yuni mengaku sangat terpukul mengetahui keluarga yang telah menjaga dan membesarkannya ikut terpapar Covid-19.

Di keluarga Irwandi, Yuni memang bukan siapa-siapa. Tetapi takdir telah membuat Yuni masuk menjadi bagian dari keluarga Tgk Agam.

Bagi keluarga Irwandi Yusuf, Yuni adalah pahlawan keluarga. Dialah yang menyelamatkan Mashita, putri bungsu Irwandi dari amukan tsunami 2004 silam.

Tak heran Yuni dianggap sudah seperti anak sendiri. Saat ia sakit kemarin, segala keperluannya diurus langsung oleh Darwati.

Demikian juga saat Yuni sudah dirawat di rumah sakit, Darwati lah yang selalu mengantarkan makanan untuk Yuni.

"Sebelum aku diisolasi ke Meuraxa, ibu semua yang urus makan minum. Dibuatkan aku kelapa muda, pake jeruk dan garam," ujarnya.

Dampak Peningkatan Covid-19, Puskesmas Ulee Kareng Tutup, tak Ada Aktivitas Apapun

VIDEO - Cegah Penyebaran Covid-19, Dua Desa di Nagan Raya Diisolasi

Karena itu, Yuni merasa sangat terpukul mengetahui Darwati dan seluruh keluarga di Lampriek positif Covid-19.

Penyesalannya semakin dalam karena Yuni ternyata sempat pulang ke rumah keluarganya di Kota Lhokseumawe, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Aku saat itu udah nggak demam lagi, makanya aku pulang ke Lhokseumawe, bahkan nyetir sendiri pulang pergi," ucapnya.

Yuni mengaku mulai merasa demam dan kurang sehat sejak tanggal 25 Juli 2020. Tetapi saat itu ia beranggapan, mungkin karena kelelahan mengingat padatnya aktivitas beberapa hari sebelumnya.

"Tanggal 20-22 Juli aku masuk kantor seperti biasa, tanggal 23 aku ke Pijay (Pidie Jaya) pulang pergi dengan tim 5 orang. Tanggal 24 Juli sore bahkan aku masih gowes karena masih fit," tuturnya.

Demam tersebut berlanjut hingga keesokan harinya, sehingga Yuni memutuskan untuk refleksi.

VIDEO - Beirut Kota Pujangga Berduka, Nenek ini Mainkan Piano Diantara Puing Kaca

Kapasitas Rumah Sakit Penuh, Dinkes Banda Aceh akan Cari Gedung Khusus untuk Isolasi

Hari Senin Yuni memilih diam di rumah dan pada Selasa (27/7/2020) ia memutuskan memeriksa swab di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

Dua hari kemudian, tanggal 29 Juli 2020, Yuni mulai merasa sehat, demamnya juga sudah hilang. Di hari yang sama, adik dan keponakannya juga tiba di Banda Aceh.

Esoknya, Yuni pun memutuskan mudik bersama saudaranya ke Lhokseumawe.

"Aku pulang karena aku pikir nggak mungkin positif. Karena dari tanggal 27 aku swab, nggak ada hasil," ujar Yuni.

"Biasanya, kalau hasil negatif nggak ditelpon, tapi ambil hasil ke Labkesda. Yang hasilnya positif baru akan ditelpon segera," tambahnya lagi.

Karena itulah Yuni merasa dirinya tidak bakalan positif Covid-19 dan berani memutuskan mudik ke Lhokseumawe.

Puskesmas Ulee Kareng dan Syiah Kuala Ditutup, Bagaimana Pelayanan Kesehatan?

Sebelum Ledakan di Beirut, Israel Pernah Ancam Akan Mengebom Lebanon, Apakah Hanya Kebetulan?

Begitupun, selama di Lhokseumawe, Yuni tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk ketika melaksanakan shalat Ied Idul Adha di Masjid Lhokseumawe.

Yuni hanya dua hari di Lhokseumawe, tanggal 1 Agustus ia langsung balik ke Banda Aceh, dan esoknya Yuni ikut menghadiri acara halal bi halal di kantor tempatnya bekerja, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh.

"Tanggal 3 Agustus aku merasa dunia seperti runtuh. Pulang dari kantor aku dapat kabar dinyatakan positif," tuturnya.

Anehnya, kabar kalau dirinya positif itu malah ia terima dari pegawai Puskesmas Lampulo yang datang ke rumah Lampriek untuk melakukan disinfektan.

"Andai saja aku tahu dari awal, tidak mungkin aku pulang ke Lhokseumawe, dan tidak mungkin aku menghadiri acara halal bi halal di kantor. Aku merasa sangat bersalah," ujar Yuni.

Yuni menerima hasil positif pada tanggal 3 Agustus, yang berarti enam hari sejak pemeriksaan swab. Padahal biasanya hasil pemeriksaan sudah keluar dalam dua atau tiga hari.

Soal Bantuan Rp 600 Ribu untuk Karyawan Swasta dari Pemerintah, Ini Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui

Indonesia Tolak Klaim Beijing atas Laut China Selatan, Media Tiongkok Sebut RI Mainkan Trik Kecil

Mendengar cerita Yuni, saya hanya bisa tertegun. Saya yakin, saat menceritakan hal itu Yuni menangis. Menangis membayangkan orang-orang terdekat dan teman-teman sekantornya panik mengetahui bahwa dirinya positif.

Saya teringat, hal yang sama juga dialami oleh Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto. Kapolres Eko hingga Minggu (2/8/2020) mengaku belum mengetahui bahwa dirinya positif Covid-19.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto SIK malah menyarankan Serambinews.com meminta keterangan resmi dari Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Aceh.

“Tanyakan saja ke Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Aceh,” balasnya singkat melalui WhatsApp.

Nama Kapolres Lhokseumawe dan beberapa jajaran Polda Aceh dikabarkan positif Covid-19. Nama Kapolres muncul bersama nama-nama lain, termasuk di dalamnya nama Yuni Saputri, berdasarkan hasil pemeriksaan yang keluar pada 31 Juli 2020.

Tapi apa boleh buat, semuanya sudah terjadi. Ibarat nasi sudah menjadi bubur.

Yuni diujung pesannya berharap apa yang ia alami tidak terulang lagi pada pasien yang lain, karena bagi dia, beban perasaan yang harus dipikul lebih berat dari beban divonis positif Covid-19.(*)

Terungkap, Ledakan Dahsyat di Beirut Libanon Berawal dari Hal Ini

Polda Aceh Gelar Lomba Vlog untuk Kalangan Millenial Berhadiah Puluhan Juta Rupiah, Yuk Ikutan!

Berita Terkini