Makna dari doa Nabi Ayyub AS di atas adalah meski diberi cobaan berat Nabi Ayyub tetap bertawasul kepada Allah SWT.
Nabi Ayyub berprasangka baik bahwa mudharat sebagai tanda rahmat derajatnya sangat tinggi di sisi Allah SWT.
Dikutip dari muslim.or.id, Ibnu Qayyim mengatakan doa tersebut memiliki nilai ketauhidan.
Seorang hamba menampakkan kefakiran dan kebutuhan kepada Rabbnya.
Dalam kondisi apapun, kecintaan pada Tuhan diakui bertawasul sifat Tuhan yang Maha Pengasih.
Nabi Ayyub AS adalah orang yang rajin bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan kepada-Nya.
# Doa memohon kesembuhan dari musibah penyakit
tribunnews
ilustrasi berdzikir (Islam.com via Bangka Pos)
Satu di antara cobaan berat Nabi Ayyub AS adalah penyakit kulit kusta dan lepra.
Meski dalam keadaan pilu, jiwa dan batinnya tetap sehat dan selamat.
Sehingga ia gunakan untuk berdzikir kepada Allah SWT supaya terjaga.
Berikut doa yang dipanjatkan Nabi Ayyub AS.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
"Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah." (QS. Al-Anbiya` : 84)
الحَمْدُ للهِ الذِّي هُوَ أَعْطَاهَا وَهُوَ أَخَذَهَا
“Segala puji bagi Allah. Dialah yang memberi, Dialah pula yang berhak mengambil.” Lalu Nabi Ayyub juga menyebutkan bahwa dia tidak memiliki harta dan jiwa sama sekali. (Lihat Tafsir Al-Baghawi, 17: 177).