SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Para pemimpin pemukim Israel mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menipu mereka.
Mereka telah lama mengharapkan untuk mencaplok lagi Tepi Barat yang diduduki, seperti dilansir AFP, Kamis (20/8/2020).
Kemarahan mereka bisa menjadi masalah bagi sayap kanan Netanyahu, yang mereka tuduh berulang kali melontarkan gagasan aneksasi.
Tetapi, menyerah pada tekanan internasional ketika persyaratan kesepakatan UEA mengharuskannya menarik kembali janjinya.
"Dia menipu kami, menipu kami, menipu kami," kata David Elhayani, Kepala Dewan Yesha, organisasi payung utama pemukim Yahudi, Kamis (20/8/2020).
"Ini adalah kekecewaan besar."
"Itu adalah kesempatan sekali seumur hidup."
"Kesempatan emas yang dilewatkan oleh perdana menteri karena kurang berani," kata Elhayani.
"Dia tersesat dan harus segera mundur dari jabatannya," katanya.
Permukiman Yahudi di Tepi Barat di puncak bukit hingga kota-kota komuter yang luas dibangun oleh pemerintah sejak menang perang 1967.
• Israel Beri Peringatan ke Hamas, Jika Balon Udara Pembakar Berlanjut, Perang Akan Pecah
• Israel Mulai Bergerilya, Sudan Jadi Target Berikutnya, Buka Hubungan dengan Zionis
• Jared Kushner Sebut Kredibilitas Kepemimpinan Palestina Sudah Jatuh ke Posisi Terendah
Sekitar 450.000 pemukim Yahudi tinggal di antara 3 juta warga Palestina di Tepi Barat.
Dengan 200.000 pemukim lainnya di Jerusalem Timur.
Sebagian besar negara memandang permukiman itu ilegal.
Sebuah pandangan yang disengketakan Israel dan Amerika Serikat.
Ketika Netanyahu berjanji dalam pemilu baru-baru ini untuk menerapkan kedaulatan Israel ke wilayah Tepi Barat, termasuk permukiman Yahudi, dia mengatakan membutuhkan lampu hijau dari Washington.