Indonesia Diserang Corona

Mengacu kepada Data BPJS Kesehatan, 93 Juta Orang Akan Digratiskan Vaksin Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute, Moskow, Rusia pada 6 Agustus 2020.

"Kami sudah berkomunikasi dengan industri dan BPOM sehingga mereka benar-benar tahu step by step yang kami lalui karena kami tidak ingin setelah semua selesai tahu-tahunya ada satu tahap di mana diperlukan uji sebenarnya suatu program atau suatu fase dalam urusan klinik semuanya," kata Hera.

Plt Gubernur Aceh: Terus Cari Cara untuk Meminimalkan Hambatan Pendidikan di Masa Sulit Covid-19

12 Warga Positif Covid-19 di Gayo Lues Dinyatakan Sembuh, Ini Jumlah yang Masih Dirawat

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Pakar epidemiologi FKM UI Pandu Riono menegaskan, pemenuhan tahapan dalam pembuatan vaksin penting dilakukan. Terlebih, vaksin yang dihasilkan harus efektif dan berguna untuk memproteksi masyarakat.

Sehingga, tidak ada jalan cepat dalam pengembangan vaksin.

"Vaksin itu harus dipastikan efektif, selain itu berapa besar proteksinya pada komunitas sehingga kita bisa memprediksi berapa penduduk yang harus divaksin kemudian aman tidak. Kalau sudah dipastikan aman, itu pun dalam fase 4 masih memonitoring, supaya kalau ada masalah bisa diselesaikan dengan cepat," kata Pandu.

Pandu juga mengingatkan bahwa uji vaksin tetap harus diuji sesuai prosedur dan tata cara secara hati-hati.

"Jangan lalu lompat penelitian dari hewan atau dari sel langsung fase 3, enggak mungkinlah. Walau dipaksa oleh orang yang paling punya otoritas tertinggi di republik ini, tidak mungkin. Karena itu akan merugikan kita semua, termasuk merugikan bangsa dan negara," ujarnya.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, sampai saat ini pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih sudah mencapai 40 persen.

"Khusus vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman bisa kami sampaikan tahapannya sekitar 40 persen dari keseluruhan tahapan," ujarnya.

Dirinya memaparkan, pengembangan vaksin Merah Putih menggunakan tiga platform, yakni platform subunit rekombinan yang berbasis sel mamalia maupun berbasis sel ragi. Kemudian platform inactivated virus atau virus yang dilemahkan.

"Ada tiga platform yang akan dikembangkan Lembaga Eijkman," imbuhnya.

Bambang melanjutkan, kini pengembangan vaksin Merah Putih berada dalam persiapan uji coba pada hewan mamalia. Diprediksi uji coba selesai pada akhir tahun 2020.

Dengan demikian, di awal tahun depan Lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksinnya ke Bio Farma untuk scale up level produksi yang kemudian berlanjut untuk uji klinis 1, 2 dan 3. Bambang berharap uji klinis fase 3 vaksin Merah Putih selesai pada triwulan ketiga 2021, di mana tahapan ini menjadi awal produksi vaksin Merah Putih oleh Bio Farma.

"Triwulan ketiga 2021 harapanya kita bisa memproduksi awal untuk keperluan publik," ujarnya.(Tribun Network/har/rin/wly)

Berita Terkini