Arisna mengatakan hutang persalinan sudah dibayar setelah pihaknya mendapat donator, Kamis.
“Total Rp 2,1 juta kami sudah bayar ke klinik itu. Sekaligus suntik vaksin untuk bayi.
Alhamdulillah kondisi bayi sehat saja setelah diperiksa tadi,” terang dia.
Sejak lahir, kata Ariska, berat bayinya sudah naik jadi lima kilogram setelah diperiksa.
“Hanya daerah leher sama daerah popok agak lecet. Mungkin iritasi selama tinggal di gerobak,” jelas dia.
Sampai saat ini belum ada respon dari Pemerintah Kota Samarinda terkait kondisi pasangan ini.
Sempat Cari Kerja di Tanjung Selor
Andika menikahi istrinya Yanti sejak 2018. Saat itu dia bekerja sebagai buruh angkut kepiting di Tarakan, Kalimantan Utara.
Setelah hidup dua tahun di sana, Andika bersama istri memutuskan kembali ke Samarinda.
Andika memang warga Samarinda. Setelah kembali ke Samarinda, dirinya sudah usaha mencari kerja tapi belum dia dapat.
Akhirnya, dia bekerja sebagai pemulung.
“Kalau ada kerjaan lain saya mau. Jadi sopir juga bisa,” kata dia.
(Kompas.com/ Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton/ Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pasutri Tinggal di Gerobak Sampah Bersama Bayinya Setelah Terusir dari Indekos"