SERAMBINEWS.COM, SORONG - Menteri Agama RI Jenderal (Purn) H Fachrul Razi selama dua hari berturut-turut sukses melaunching Program Kita Cinta Papua (KCP) di Pulau Papua.
Setelah diluncurkan di Jayapura, Papua, Kamis (3/9/2020), Program Kita Cinta Papua juga diluncurkan di Sorong, Provinsi Papua Barat, Jumat (4/9/2020).
Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Aceh, Hasan Basri M Nur, melalui siaran pers kepada Serambinews.com, Jumat (4/9/2020) malam mengatakan, program KCP Kemenag RI 2020 mendapat sambutan antusias dari pemerintah daerah, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat di kedua provinsi Bumi Cenderawasih itu.
Sedikitnya Rp 65 miliar dana APBN dikucurkan untuk pembiayaan pembangunan sektor keagamaan di Papua.
Dana tersebut antara lain digunakan untuk:
* Pemberian beasiswa untuk 253 putra/putri Papua asli yang mau melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan
* Penegerian sejumlah sekolah keagamaan
* Pembangunan gedung kerukunan umat beragama
* Pembangunan/rehab rumah ibadah, terutama gereja.
“Insya Allah, Program KCP ini akan berlangsung hingga empat tahun ke depan,” kata Menteri Agama RI, Fachrul Razi, seperti dikutip Hasan Basri M Nur.
“Mudah-mudahan melalui program ini akan lahir sarjana-sarjana, minimal 75 persen lulusan berkualitas dari kota-kota besar di Indonesia. Anak-anak Papua ini diharapkan akan menjadi orang-orang berpengaruh di masa depan,” ujar Menag memberi semangat.
• Mualem Jadi Idola pada Acara Jembatan Kesetiawakawanan Aceh Papua di Jayapura
• Jembatan Aceh-Papua, Ikhtiar Menyemai Kerukunan Umat Beragama di Nusantara
Kita Cinta Aceh
Hasan Basri secara khusus juga melaporkan tentang aktivitas mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) selama berada di Papua.
Menurutnya, Muzakir Manaf alias Mualem yang datang khusus dengan rombongan Menteri Agama Fachrul Razi tampak mengikuti acara demi acara dengan seksama.
Fachrul Razi memperlakukan Mualem secara spesial dengan cara memperkenalkan sosok mantan panglima GAM ini kepada publik dalam setiap orasinya.
Mualem terkesima dengan Program KCP di Papua, terutama yang terkait dengan program “Jembatan Kesetiakawanan Aceh-Papua” yang dikampanyekan Menag Fachrul Razi.
Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang Aceh Besar, Pusat Bantuan Kala Tsunami Menerjang
Saat orasi pada launching Program KCP di Kota Sorong, Papua Barat, pada Jumat (4/9/2020), Menag Fachrul Razi menyebutkan bahwa beberapa utusan perwakilan dari Aceh memintanya untuk membuat program serupa di Sabang, Aceh.
“Pak, ke depan perlu dibuat program seperti ini di Sabang, kata teman-teman dari Aceh. Ya, insya Allah kita akan buat,” kata Fachrul Razi disambut applaus hadirin.
Fachrul Razi menyebutkan, antara Aceh dan Papua banyak persamaan, seperti sama-sama berhati baik dan mulia.
• Mualem Klaim Banyak Akun Medsos Palsu Beredar Atas Nama Dirinya, Jubir PA: Jangan Bermain Api
• Mualem, Malik Mahmud, Pangdam, dan Kapolda Duduk Semeja, Saksikan Perjalanan Konflik Aceh
Muzakir Manaf sangat mendukung tekad Menag Fachrul Razi yang berencana membuat program serupa KCP di Aceh dalam mempererat Jembatan Kesetiawakawanan Aceh-Papua.
“Program Kita Cinta Papua ini sangat bagus, sangat bermanfaat bagi rakyat. Saya sudah bilang ke Pak Menteri untuk menegerikan beberapa sekolah MA dan MTs di Aceh,” kata Mualem usai lauching Program KCP di Sorong, seperti dikutip Hasan Basri M Nur.
Menurut Mualem, kalau di Papua ada Program Kita Cinta Papua (KCP), maka di Aceh perlu ada Program Kita Cinta Aceh (KCA).
Sekilas Mualem sudah membahas rencana Program KCA dalam rangka memperkokoh Jembatan Kesetiawakawanan Aceh-Papua bersama Kakanwil Kemenag Aceh Dr Iqbal Muhammad MA dan Ketua FKUB Aceh Nasir Zalba.
Sebagai informasi, melalui Program KCP beberapa kegiatan peningkatan SDM keagamaan untuk Papua akan dijalankan, antara lain yaitu:
1. Pelaksanaan percepatan pembangunan sekolah-sekolah baru, khususnya sekolah keagamaan, dan rehabilitasi sekolah-sekolah yang sudah ada.
2. Pemberian beasiswa kepada generasi muda Papua dan Papua Barat.
3. Pelaksanaan pembangunan rumah ibadah baru, khususnya gedung gereja Kristen dan Katolik dan rehabilitasi rumah-rumah ibadah yang sudah ada.
4. Peningkatan komunikasi dan kerja sama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan budaya di Papua dan Papua Barat.
5. Pembangunan dan pengokohan "Jembatan Kesetiawakawanan" antara Papua dan Papua Barat dengan daerah-daerah lainnya, utamanya "Jembatan Kesetiawakawanan Aceh-Papua".(*)