“Dana desa pada tahun 2021 bisa difokuskan pada pemulihan ekonomi masyarakat paca wabah Covid-19 melalui program seperti desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan juga fokus pada pengembangan usaha ekonomi produktif yang dikelolah oleh Bumdes atau Bumdes Bersama,” ujarnya.
Dipenghujung pembahasannya, Tarmizi yang juga mantan Irjen Kemendagri RI ini meminta pemerintah memberi pembinaan kepada kelompok masyarakat sehingga alokasi pemanfaatan dana desa dapat diarahkan dalam mendukung pengembangan komoditas nilam di Aceh.
Sebelumnya, saat membuka acara Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Unsyiah telah banyak melalukan berbagai terobosan baik dari keilmuan, dukungan kepada petani, mengembangkan jaringan pasar nasional dan buyer internasional dalam upaya memperkuat nilam Aceh.
Sementara Irun Sani yang mewakili Nilam Aceh Heritage (NAH) dalam pengantarnya menyampaikan pihaknya terus menjadi mitra bagi petani dan stake holder dalam mengembalikan kejayaan nilam Aceh.
Webinar ini mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, termasuk diaspora Aceh di luar negeri seperti Turki, Amerika dan juga Canad. Ada 276 orang mengikuti acara ini.
Edi Fadhil, Humas NAH mengatakan, sehari setelah webinar dirinya dihububngi oleh beberapa diaspora Aceh yang menyatakan mereka berkenan memperkenalkan nilam Aceh melalui Kedubes Indonesia di berbagai negara dan sekaligus berusaha untuk mencari harga jual terbaik minyak nilam Aceh di manca negara.(*)