SERAMBINEWS.COM – Angin politik kelas atas berhembus kencang di Malaysia dalam dua hari terakhir.
Klaim Anwar Ibrahim telah mendapat dukungan mayoritas di parlemen, dan tuduhan Perdana Menteri telah kehilangan dukungan, membuat rakyat Malaysia berada dalam kebimbangan.
Namun, hingga sejauh ini belum ada keputusan apa pun terkait pergantian pemerintahan Federal Malaysia.
Para pemilik kursi di parlemen juga mulai bersuara terkait klaim Anwar Ibrahim.
Salah satu anggota parlemen yang angkat bicara adalah mantan perdana menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad.
Mahathir membantah telah memberikan dukungan kepada siapa pun sebagai calon perdana menteri.
Dalam pesan khusus yang disampaikan melalui media sosial hari ini, Mahathir mengatakan Parti Pejuang Tanah Air (Pejuang) yang ia dirikan juga tidak ada sangkut pautnya dengan pihak atau individu mana pun yang menginginkan pos tersebut.
"Saya diberi tahu bahwa saya diduga mendukung seseorang dari kandidat yang ingin menjadi perdana menteri.
"Saya ingin menyatakan bahwa saya tidak pernah mendukung siapa pun sebagai kandidat untuk menjadi perdana menteri.
"Saya sendiri di partai baru saya yaitu Pejuang dan partai ini independen dan tidak ada hubungannya dengan partai atau individu mana pun yang berambisi untuk mendapatkan jabatan," ujarnya.
Oleh karena itu, Mahathir berharap tidak ada pihak yang terkait dengannya yang akan mendukung siapa pun untuk menjadi perdana menteri.
"Saya berharap tidak ada lagi upaya untuk mengatakan bahwa saya mendukung polan dan polan. Tidak ada dukungan," kata Mahathir Mohamad seperti dilansir Malaysiakini.com.
Baca juga: Pakar Politik Malaysia: Sultan Abdullah tak Begitu Percaya dengan Klaim Anwar Ibrahim
Baca juga: Anwar Ibrahim: Raja Malaysia Sedang Pelajari Dokumen Saya untuk Gulingkan PM Muhyiddin Yassin
Sebelumnya, pagi tadi Presiden PKR Anwar Ibrahim hadir di hadapan Yang Dipertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Syah di Istana Negara untuk mempresentasikan jumlah anggota Dewan Rakyat yang diduga mendukungnya sebagai perdana menteri.
Dalam jumpa pers setelah itu, Anwar mengatakan mendapat dukungan lebih dari 120 anggota parlemen, namun menolak berkomentar lebih lanjut tentang masalah tersebut.
Istana Negara dalam pernyataannya kemudian mengonfirmasi bahwa Anwar telah menyerahkan jumlah anggota parlemen yang diduga mendukungnya kepada Al Sultan Abdullah.
Namun, Datuk Pengelola Bijaya Diraja Istana Negara, Ahmad Fadil Syamsuddin mengatakan, Presiden PKR tidak menyerahkan daftar nama tersebut kepada Yang Mulia.
Persoalan peralihan kekuasaan antara Mahathir dan Anwar kerap menjadi isu kontroversial di pemerintahan Pakatan Harapan setelah koalisi memenangi pemilihan umum 2018.
Mahathir, yang diangkat untuk kedua kalinya sebagai perdana menteri, berjanji akan menyerahkan jabatan itu kepada Anwar tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.
Mahathir kemudian mengatakan dia hanya akan mengundurkan diri setelah KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang dijadwalkan pada November.
Pemerintahan Pakatan Harapan runtuh pada akhir Februari setelah Presiden Persatuan Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa partai tersebut meninggalkan koalisi menyusul pertemuan dengan sekelompok pemimpin partai politik, termasuk oposisi, di sebuah hotel.
Langkah tersebut memaksa Mahathir mengundurkan diri sebagai perdana menteri.
Krisis politik berakhir ketika Muhyiddin dilantik sebagai perdana menteri pada 1 Maret dan membentuk koalisi yang dikenal sebagai Aliansi Nasional dengan beberapa partai termasuk Umno dan PAS.
Bagaimana Sikap UMNO?
Presiden Umno Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan partai yang dipimpinnya belum membahas sikap atas klaim bahwa Pemimpin Oposisi Datuk Seri Anwar Ibrahim mendapat dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk Pemerintah Federal yang baru.
“Masalah itu juga tidak ada dalam agenda pertemuan Biro Politik Umno yang dijadwalkan malam ini,” kata Ahmad Zahid, seperti dilansir Malaysiakini.com.
Namun, dia mengatakan keputusan apa pun tentang masalah itu akan didasarkan pada diskusi partai dan bukan keputusan pribadinya.
“Keputusan (soal Anwar) yang dibuat Umno berdasarkan proses pengambilan keputusan… pada dasarnya bukan keputusan saya sendiri.
Kalau keputusan partai, maka saya perlu menghormati keputusan partai," katanya saat ditemui wartawan usai sidang kasus yang dihadapinya di Kompleks Pengadilan Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Selasa (13/10/2020).
Ditanya tentang dugaan Anwar Ibrahim bahwa Sultan Abdullah akan memanggil pimpinan partai, Ahmad Zahid mengaku sampai saat ini belum menerima surat undangan resmi dari Istana Negara.
Baca juga: Perjalanan Panjang Anwar Ibrahim untuk Menjadi Pemimpin Malaysia
Baca juga: Pejabat UMNO Bantah Mendukung Anwar Ibrahim
Begitu juga saat ditanya tentang kehadiran Ketua Dewan Pertimbangan Umno, Tengku Razaleigh Hamzah di Istana Negara hari ini, Ahmad Zahid mengaku belum mendapat informasi soal itu.
“Dia (Tengku Razaleigh) tidak memberi tahu saya… saya juga tahu dari media,” ujarnya.
Kabarnya, Tengku Razaleigh terlihat keluar dari Pintu Dua Istana Negara, pada pukul 14.40 dengan kendaraan warna hitam.
Akan tetapi, kehadiran veteran Umno tidak diperhatikan oleh praktisi media yang menunggu di Pintu Dua, dan kemungkinan besar kendaraan tersebut memasuki Istana Negara melalui Pintu Tiga.(*)