Kupi Beungoh

Prestasi Aceh dan Tabel Juara MTQ Padang yang Terbalik, Saatnya Introspeksi Diri

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulyadi Nurdin, Lc, MH

Dengan semangat penerapan syariat Islam secara kaffah di Aceh, yang tahun ini sudah merambah ke lembaga keuangan.

Tentunya menjadi harapan banyak orang, berbagai nilai-nilai Syariat dapat berkembang, dan menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia.

Hal itu bukan harapan kosong, karena di Aceh urusan keagamaan selain diurus oleh Kementerian Agama, juga diurus oleh beberapa Instansi, seperti Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Dayah, Satpol PP dan Wilayatul Hisbah.

Sementara dalam fungsi koordinatif ada Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Aceh.

Sebagai provinsi yang setiap tahun mendapat dana otonomi khusus, urusan yang menjadi kekhususan Aceh pastinya mendapat alokasi dana yang memadai sesuai tupoksinya.

Mungkin anggapan orang di luar Aceh, dengan kekhususan dan keistimewaan yang dimiliki Aceh, sekedar prestasi di ajang MTQ menjadi hal yang tidak terlalu sulit, malah bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

Baca juga: Italia Ambil Alih Kepresidenan G20, Kepemimpinan Arab Saudi Sudah Berakhir

Jangan Cepat Puas

Untuk menjadi yang terbaik kita tidak boleh cepat puas, setiap saat harus meng-update skill dan strategi dalam meraih prestasi.

Mungkin saja kita unggul di tahun 1981, karena memang saat itu daerah lain masih belum banyak yang memiliki skill di bidang yang diperlombakan dalam MTQ.

Namun dalam perjalanan, daerah lain juga berusaha keras mengejar ketertinggalan dan belajar dari pengalaman yang ada, sehingga bisa lebih baik dari sebelumnya.

High Standard

Untuk itu dalam berbagai hal kita harus selalu memasang high standard supaya tidak dapat didahului oleh rival kita.

High standard akan memungkinkan kita bertahan agak lama sebelum orang lain mengejar ketertinggalannya, sambil kita terus meningkatkan kemampuan ke arah yang lebih baik.

Pengalaman penulis yang sudah beberapa kali menjadi pendamping kafilah dalam ajang musabaqah tingkat nasional, dapat melihat sendiri bagaimana daerah lain di Indonesia terus meningkatkan skill tanding mereka, yang pada akhirnya akan mengalahkan tim dari Aceh yang menurut kita sudah bagus, ternyata daerah lain ada yang lebih bagus.

Dalam berbagai pertandingan, kita harus berorientasi pada hasil, bukan pada proses, misalnya, dalam pertandingan sepak bola, pemenangnya adalah yang paling banyak mencetak goal, bukan yang paling banyak menguasai bola.

Halaman
1234

Berita Terkini