Berita Abdya

Diserang Burung Pipit Sejak Pagi Hingga Sore, Produksi Padi di Abdya Turun Drastis

Penulis: Zainun Yusuf
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan hektare tanaman padi Program IP300 MT dari Dinas Pertanian Aceh yang dikembangkan di Kecamatan Blangpidie dan  Susoh, Abdya, memasuki panen masa panen sejak beberapa hari tereakhir. Panen di lahan sawah Desa Kuta Bahagia (Paya) Blangpidie, menggunakan mesin pemotong padi atau combine harvester, Senin (7/12/2020). Namun tingkat produksi gabah turun drastis setelah padi menjadi bulan-bulanan hama burung pipit.    

Suib menjelaskan kawanan burung pipit dalam jumlah besar tergolong ganas.

“Ketika dihalau berpindah ke lokasi yang tidak terlalu jauh, dan kalau pun terbang jauh  dalam waktu tidak lama, kemudian kembali lagi,” katanya.

Tanaman padi yang mulai berisi dan mengeras itu jika tidak serius dijaga pemiliknya, maka bulir padi berubah warna menjadi putih dan tangkainya menjulang ke atas setelah dimangsa burung.

Mengatasi serangan hama burung, selain harus dijaga ketat, sebagian besar petani mengusir burung dengan cara memasang potongan platik warna perak dan hitam yang diikat pada bentangan tali di hamparan sawah.

Plastik warna perak tampak berkilau ketika dihembus angin sehingga diharapkan bisa mengusir burung. Beberapa petani lainnya, seperti di Desa Kuta Bahagia, petani memasang jaring di atas permukaan hamparan sawah sehingga tidak mampu diterobos burung.

Namun, untuk memasang jaring di atas hamparan sawah butuh biaya lumayan besar.

Beragam cara dilakukan petani untuk mengusir hama burung yang tergolong ganas itu. “Bila tidak, dipastikan hasil panen akan menurun drastis dan bisa gagal,” kata salah seorang petani blang beuah, Desa Pawoh, Susoh. (*)

Berita Terkini