Kasus Corona di Korsel

Tak Ada Ranjang Kosong di RS, Enam Warga Korsel dengan Covid-19 Meninggal Dunia

Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Warga Korea Selatan menonton berita televisi yang menyiarkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di sebuah stasiun kereta api di Seoul pada Sabtu (10/10/2020).

SERAMBINEWS.COM - Enam orang yang terinfeksi Covid-19 meninggal dunia di Korea Selatan (Korsel) bulan ini ketika menunggu tempat tidur rumah sakit.

Sementara itu, ratusan warga lainnya tidak dapat dirawat karena lonjakan infeksi virus korona membebani sistem kesehatan.

Reuters melaporkan, Korea Selatan mencatatkan 1.062 kasus virus corona baru pada hari Jumat, penghitungan harian tertinggi kedua yang pernah ada.

Data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menunjukkan, jumlah kasus harian berada di atas 1.000 dalam tiga hari berturut-turut untuk pertama kalinya.

Maraknya kasus baru telah mengguncang negara yang selama berbulan-bulan dianggap sebagai kisah sukses mitigasi.

Tetapi meskipun penghitungan totalnya meningkat menjadi 47.515 infeksi, Korea Selatan hanya mencatatkan sekitar 650 kematian.

Salah satu dari mereka yang meninggal saat menunggu ranjang rumah sakit berada di rumah di ibu kota, Seoul, setelah dinyatakan positif pada hari Sabtu. Sementara, tiga lainnya berada di panti jompo di provinsi Gyeonggi.

Kantor berita Yonhap melaporkan dua kematian serupa lainnya pada bulan Desember tetapi tidak memberikan rincian segera.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam dan merasa sangat bertanggung jawab," jelas Park Yoo-mi, seorang petugas karantina untuk pemerintah Seoul mengatakan dalam sebuah pengarahan.

Dia menambahkan, "Tim tanggapan di tempat di wilayah metropolitan Seoul telah mengalami kesulitan dalam mengalokasikan tempat tidur karena peningkatan tajam dalam kasus yang dikonfirmasi dan kelebihan beban dalam sistem administrasi dan medis sejak awal Desember.”

Park berjanji untuk memperkuat sistem kesehatan masyarakat dan mengatakan 580 pasien sedang menunggu tempat tidur di Seoul pada hari Jumat, 227 di antaranya telah menunggu setidaknya dua hari.

Pejabat kesehatan memperingatkan, lonjakan kasus-kasus serius yang belum pernah terjadi sebelumnya telah membebani sistem kesehatan, dengan hanya sejumlah tempat tidur perawatan kritis yang tersedia.

Sementara itu, pemerintah sedang bersusah payah memikirkan apakah akan memperketat jarak sosial, yang berarti memerintahkan 1,2 juta bisnis untuk menghentikan operasi.

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan bahwa mengingat beban bisnis, "konsensus sosial" diperlukan untuk sebuah keputusan.

Dia juga mengatakan setiap orang harus bermain dengan aturan pembatasan virus.

Halaman
12

Berita Terkini