Dulu graffiti dibuat dari susunan pohon pinus, hingga terbaca "Tanoh Gayo." Pinus itu terbakar saat kemarau. Pemerintah Aceh Tengah lalu menggantinya dengan tulisan dari lempengan baja ringan.
Bur Telege begitu viral, menyimpan pesona istimewa. Wisatawan berkunjung ke Tanah Gayo selalu menyempatkan diri singgah ke sana. Selain letaknya mudah dijangkau, berada di pusat kota, juga di tempat itu terdapat tempat swafoto yang menarik, dengan latar hutan pinus, danau, gunung, dan wajah kota.
Foto-foto Bur Telege telah menyebar demikian luas, dan mendapat pujian banyak orang. Lokasi wisata ini seluruhnya 208 hektar lebih. Penguasaan lahan terpilah jadi tiga bagian; tanah adat, tanah pemerintah, dan milik pribadi.
Reje Hakim Bale Bujang, Misriadi, menjelaskan usia objek wisata Bur Telege baru beroperasi sejak September 2018.
"Kami bersyukur, ternyata mendapat respon sangat baik dari masyarakat. Padahal belum sempurna. Kami masih melakukan banyak pembenahan," kata Reje HBB itu. Reje dalam terminologi Gayo adalah sebutan untuk kepala desa.
Bur artinya gunung. Telege artinya sumur. Konon di puncak itu dulu terdapat beberapa sumur tua sebagai penampung air hujan untuk kebutuhan air di kawasan itu.
Pengelola wisata Bur Telege melengkapi dengan beberapa fasilitas seperti tempat foto, flying fox, kedai. Saat ini sedang dibangun panggung seni. Ada toilet, mushola kecil, ayunan, permadani yang memberi efek sedang terbang saat difoto. Objek wisata Bur Telege digagas dan dikelola pemuda Hakim Bale Bujang (HBB).(*)
Baca juga: Jeritan Anak Ungkap Dugaan Mesum Ibunya dan Pria Beristri di Pidie, Ngaku Hanya Berbuat Ini
Baca juga: 10 Negara dengan Kekuatan Militer Terbesar di Asia, Indonesia Posisi 9
Baca juga: Air Terjun Tembolon Disebut juga Air Penawar Bersumber dari Mata Air Kebun Kopi