SERAMBINEWS.COM – Hari ini, Selasa (19/1/2021), tepat 25 tahun yang lalu Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita tenggelam di Teluk Balohan Sabang, Aceh.
Tenggelamnya KMP Gurita menjadi sejarah paling kelam bagi moda transportasi air di bumi Serambi Makkah.
Pada saat kejadian, KMP Gurita mengangkut sekitar 378 orang.
Sebanyak 40 orang dinyatakan selamat, 54 orang ditemukan meninggal, dan 284 orang dinyatakan hilang.
Satu diantara 40 orang yang berhasil selamat adalah Muhibuddin Ibrahim, yang biasa di sapa Ucok Sibreh.
Ia berhasil selamat dari tragedi KMP Gurita setelah loncat dan berpegangan pada pelampung lifebuoy selama 17 jam.
Hari itu, Jumat 19 Januari 1996, Ucok Sibreh dan teman sebayanya Indra, berencana pergi ke Kota Sabang untuk melakukan suatu urusan sekalian liburan.
Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah: Tenggelamnya KMP Gurita di Laut Sabang, 284 Orang Dinyatakan Hilang
Baca juga: Mengenang 25 Tahun Tragedi Karamnya Kapal Gurita
Pada saat itu, ia dan rekannya masih duduk di bangku SMA kelas XI (usia 17-an).
Satu diantara transportasi yang membawa mereka ke Sabang adalah, dengan menggunakan KMP Gurita.
Sore itu, Ucok dan Indra membeli tiket penumpang di loket resmi kapal.
Mereka kemudian naik keatas kapal dan terdaftar sebagai penumpang resmi.
Pukul 18:45 WIB, kapal kemudian meninggalkan Pelabuhan Malahayati menuju Balohan, Sabang,
Namun naas dalam perjalanan menuju Sabang KMP Gurita yang ditumpangi mereka tenggelam pada pukul 20.30 malam.
Ucok berkisah, malam itu dia beserta rekannya sedang berada di buritan kapal melihat air yang menghantam bagian depan kapal semakin mendekati mereka.