SERAMBINEWS.COM – Sebuah tragedi kemanusiaan terjadi di Kota Baku, ibukota Azerbaijan, tepat 31 tahun lalu.
Peristiwa yang kemudian dikenal dengan nama Black January, kerap juga disebut Sabtu Hitam dan Hari Martir terjadi pada tanggal 20 Januari 1990.
Pada hari itu, Tentara Merah Uni Soviet di Baku, Republik Soviet Sosialis Azerbaijan, menyerang kumpulan warga Azerbaijan yang melakukan demonstrasi.
Ratusan orang merenggang nyawa, termasuk wanita dan anak-anak, yang dibantai oleh tentara Soviet di Baku dan provinsi lain pada 20 Januari 1990.
Tragedi Januari Hitam atau Hari Martir ini dianggap sebagai awal dari kelahiran Republik Azerbaijan.
Selama 30 tahun terakhir, tragedi pembantaian tersebut masih segar di hati semua orang Azerbaijan.
Black January merupakan titik balik penting bagi negara itu untuk memperoleh kemerdekaannya setelah 70 tahun dalam penguasaan Uni Soviet.
Baca juga: Menang Pilkada, Ridwan Kamil Bantu Mencarikan Calon Bu Wabup untuk Sahrul Gunawan
Baca juga: WhatsApp Takut Ditinggal Jutaan Pengguna, Buat Klarifikasi hingga Tunda Pemberlakuan Kebijakan Baru
Baca juga: Satu Anak yang Gugat Ayah Kandung Rp 3 Miliar Meninggal Karena Hal Ini, Sang Ayah Berdoa di Makamnya
Dipicu Pencaplokan Nagorno Karabakh
Pencaplokan wilayah Nagorno Karabakh oleh Armenia dengan dukungan Uni Sovyet, menjadi dasar dari peristiwa Black January yang menyulut perasaan kemerdekaan di Azerbaijan, sekaligus mempercepat runtuhnya Uni Soviet.
Sejak 1988, orang-orang Armenia meningkatkan aktivitas mereka untuk memisahkan wilayah Nagorno Karabakh dari Azerbaijan.