SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji akan menindak keras pengunjuk rasa kejam.
Erdogan juga menolak kritikan AS dan Eropa atas penanganan pemerintahnya terhadap demonstrasi selama berminggu-minggu di sebuah universitas top Istanbul.
Erdogan mengatakan mereka harus fokus pada protes kekerasan di negara mereka sendiri.
Dilansir AP, Senin (8/2/2021), Recep Tayyip Erdogan juga berjanji untuk menunjukkan tidak ada belas kasihan kepada pengunjuk rasa yang menggunakan kekerasan.
Dia kembali menegaskan kembali tekadnya untuk tidak membiarkan demonstrasi berubah menjadi protes anti-pemerintah massal seperti yang mengguncang negara pada 2013.
• Turki Penjarakan Empat Dalang Demonstrasi Penunjukan Rektor Melih Bulu Oleh Erdogan
Mahasiswa dan anggota fakultas di Universitas Bogazici telah berdemonstrasi sebagai protes atas penunjukan Erdogan pada 1 Januari 2021.
Melih Bulu sebagai rektor yang terkait dengan partai yang berkuasa.
Mereka telah meminta rektor Melih Bulu untuk mundur dan universitas diizinkan memilih presidennya sendiri.
Beberapa protes telah menyebabkan bentrokan dengan polisi, mengakibatkan ratusan penangkapan.
Meskipun sebagian besar tahanan kemudian dibebaskan.
Protes telah dilakukan di ibu kota, Ankara, serta Izmir dan kota-kota lain untuk mendukung para mahasiswa Bogazici.
Erdogan dan pejabat pemerintah lainnya menuai kecaman atas penanganan demonstrasi.
• VIDEO - Turki Uji Coba Rudal Anti-Kapal, Jangkauan Capai 200 Km, Diharap Jadi Pengganti Harpoon AS
Seringkali dilakukan dengan tangan keras oleh pasukan keamanan dan menggunakan retorika anti-LGBT untuk mengecam protes.
Setelah sebuah karya seni yang menggambarkan situs paling suci umat Islam dengan bendera LGBT ditampilkan di universitas.
Berbicara kepada wartawan ketika meninggalkan masjid setelah shalat Jumat (5/2/2021) Erdogan menolak kritik dari AS dan dari pejabat UE.