BANDA ACEH - Kekosongan bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite dan Solar sempat terjadi di sejumlah SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar, Minggu (21/2/2021). Kekosongan itu akibat stok yang ada di Depo Pertamina Krueng Raya habis dan belum masuknya kapal penyuplai BBM, akibat gangguan cuaca.
Namun, kekosongan BBM tersebut Senin (22/2/2021) sudah diatasi pihak Pertamina melalui suplai dari Depo Meulaboh. Kepastian itu disampaikan Sales Area Manager Pertamina Aceh, Sonny Indro Prabowo, kemarin.
Dijelaskan, kapal pengangkut BBM jenis Pertalite dan Solar untuk suplai ke Depo Pertamina Krueng Raya dan Krueng Guekueh, yang berangkat dari Tanjung Uban, Kepulauan Riau, Kamis (18/2/2021), sudah bongkar muatan di Depo Krueng Geukueh, Sabtu (20/2/2021).
“Namun saat hendak melanjutkan perjalanan dari Krueng Geukueh ke Krueng Raya, angin di perairan timur Aceh berembus sangat kencang sehingga pelayaran ditunda sampai kondisi normal. Baru pada Minggu (21/2/2021) pagi kapal kembali berangkat, dan diperkirakan tiba di Pelabuhan Krueng Raya, Senin (22/2/2021) sore,” terangnya.
“Kita tunggu sampai malam ini (tadi malam, red), baru bisa bersandar besok pagi di pelabuhan. Mudah-mudahan besok pagi baru dibongkar. Jadi sementara ini untuk memenuhi kebutuhan BBM di Banda Aceh dan Aceh Besar kita minta bantuan dari TBBM Lhokseumawe dan Meulaboh untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar minyak di Banda Aceh dan sekitarnya,” tambahnya.
Sonny menyebutkan, kapal tangki pengangkut BBM itu, membawa tambahan stok Pertalite untuk Depo Pertamina Krueng Raya sebanyak 3.800 KL dan Pertalite 4.200 KL. Stok sebanyak itu, katanya, cukup untuk 7-8 hari ke depan.
Sementara Dirut SPBU Tunggal Cita Mulia yang berlokasi di Lamsayuen, Aceh Besar, Nahrawi Noerdin mengatakan, stok Pertalite ditempatnya kosong, karena kapal yang belum bersandar di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar. “Kalau Premium pagi ini ada di SPBU Tunggal Cita Mulia,” sebutnya.
Ketua Hiswana Migas Aceh, Faisal Budiman, yang juga sebagai pemilik SPBU Luengbata, Kota Banda Aceh mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan suplai Solar dan Pertalite yang sempat habis pada Minggu (21/2/2021) sore.
“Untuk mengisi kekosongan BBM di Banda Aceh dan Aceh Besar, pihak Pertamina menyuplainya dari Depo Meulaboh. Dengan begitu krisis BBM berhasil diatasi,” ungkapnya.
Faisal mengatakan, setelah mendapat kiriman suplai BBM dari Depo Pertamina Meulaboh, pelayanan penjualan BBM pada Senin pagi hingga siang sudah kembali dibuka.
Sementara untuk layanan penjualan solar, tambahnya, ada aturan baru dari Pertamina Pusat. Untuk mobil roda empat pribadi, hanya boleh mengisi solar per hari 60 liter/unit. Mobil niaga roda 4-6 80 liter dan roda enam ke atas, seperti bus besar dan truk interkuler, per hari boleh mengisi 200 liter/unit mobil.
Pengawasan pengisian BBM jenis Solar, sudah diawasi Pertamina dengan sistem digital. Setiap mobil yang mengisi solar di SPBU, petugas wajib mencatat nomor polisi kendaraan, jenis/tipe mobil, bersama jumlah solar yang diisi.
Akhir Februari, katanya, Pertamina melakukan audit penjualan solar yang dilakukan SPBU kepada pemilik mobil pribadi maupun mobil niaga. Apabila dalam audit itu antara jumlah solar yang dikirim ke SPBU, tidak cocok dengan jumlah yang dijual, maka akan dikenai penalti.
“Berapa besar penalti yang akan diberikan Pertamina, sangat tergantung pada volume pengisin solar yang bias/selisih, antara yang dikirim pertamina dengan hasil penjualan di SPBU,” terangnya.
Ketua Hiswana Migas Aceh, Faisal Budiman menambahkan, dalam waktu dekat Pertamina akan melaksanakan program langit biru. Program ini merupakan Program Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang menyerukan jenis BBM yang dipakai harus ramah lingkungan, yang mengandung RON 92 persen, seperti BBM jenis Pertamax.