“Webinar dengan tema ini menjadi sangat penting untuk dikaji karena mampu menghimpun ide-ide dan strategi dari lintas negara seperti Malaysia dan Thailand dalam membina saudara baru. Sehingga dapat dijadikan model dan contoh bagi kita,” katanya dalam pembukaan acara webinar internasional tersebut.
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar webinar international dengan tema “Strategi Dakwah untuk Pendampingan ‘Saudara Baru’ yang disiarkan secara langsung melalui zoom, streaming radio komunitas, dan Youtube, Rabu (24/3/2021).
Acara yang mengusung tema Strategi Dakwah untuk Pendampingan ‘Saudara Baru’ (mualaf) diisi oleh pemateri dari perwakilan Negara Malaysia dan Thailand.
Dari Malaysia, Prof Razaleigh Muhammat mewakili Universiti Kebagsaan Malaysia (UKM) dan Prof Asyraf bin Abdurrahman mewakili Universiti Malaysia Terengganu (UMT).
Sementara dari Thailand, Prof Nordin Dorongho mewakili Universiti Fatoni Pattani Thailand.
Pemateri nasional yaitu, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Yusny Saby PhD dan masing-masing prodi (program studi) juga ikut mengambil bagian dalam merespon dakwah lintas keilmuan.
Webinar internasional dibuka oleh Rektor UIN Ar-Raniry yang diwakili Wakil Rektor II UIN Ar-Raniry, Dr Syahbuddin Gade MAg dan didampingi oleh Kepala Biro AUPK Drs Ibnu Sa’dan.
Baca juga: Berlaga dengan Tim Bertabur Bintang, Kiper Persiraja Fakhrurrazi Quba Ungkap Tidak Jatuh Mental
Dalam sambutannya, Dr Syahbuddin Gade MAg me-launching Pusat Studi Pengembangan dan Pembinaan Saudara Baru.
“Webinar dengan tema ini menjadi sangat penting untuk dikaji karena mampu menghimpun ide-ide dan strategi dari lintas negara seperti Malaysia dan Thailand dalam membina saudara baru. Sehingga dapat dijadikan model dan contoh bagi kita,” katanya dalam pembukaan acara webinar internasional tersebut.
Ia juga menambahkan, bahwa kegiatan ini harus dapat memberikan pengaruh positif dan penambahan ilmu bagi semuanya untuk tidak lagi mengganggap sinis saudara baru.
Mereka (mualaf) telah berani meninggalkan agama, kebiasaan, adat, kekayaan, nama dan keluarga untuk mendapatkan kebenara.
Sehingga, sudah sewajarnya bagi umat Islam untuk mengayominya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Dr Rasyidah MAg menjelaskan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk mendapatkan model program dakwah terbaik bagi pendampingan saudara baru.
“Menghimpun energi dan berkolaborasi bersama menghadaPi persoalan yang dihadapi saudara baru, agar Islam semakin dicintai," imbuhnya. (*)
Baca juga: Psikolog: Perasaan Kecewa Jadi Pemicu Seorang Ibu Tega Menganiaya Anak Kandung