Corona Serang Dunia

Jepang Diserang Corona Eek, Korea Utara Tarik Diri dari Olimpiade Tokyo

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Korea Selatan menonton berita televisi yang menyiarkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di sebuah stasiun kereta api di Seoul pada Sabtu (10/10/2020).

Pemerintah Osaka telah membatalkan acara estafet Obor Olimpiade Tokyo, namun Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, bersikeras bahwa negaranya akan melaksanakan Olimpiade sesuai jadwal. 

Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga mengatakan pada Minggu (4/4/2021) bahwa ia akan memperluas langkah-langkah darurat.

Hal itu dilakukan untuk menahan gelombang baru infeksi, di tengah kekhawatiran penyebaran mutasi virus corona.

PM Suga mengatakan Ibukota Jepang, Tokyo mungkin akan dimasukkan ke daftar area yang akan dilakukan kuncian secara ketat.

"Semua kemungkinan sedang dipertimbangkan," kata Suga, dikutip dari Reuters, Senin (5/4/2021).

"Tidak masalah secara spesifik di mana, kami akan bertindak tanpa ragu jika diperlukan," sambungnya.

Jepang sedang bergulat untuk melawan covid-19 menjelang Olimpiade Tokyo Juli mendatang.

Baca juga: Jelang Olimpiade Tokyo, Jepang Temukan Varian Baru Corona E484K (Eek), Indonesia Terdeteksi 1 Kasus

Namun, negeri matahari terbit itu belum memulai vaksinasi skala besar untuk masyarakat umum.

Pada hari Minggu (4/4/2021), 355 infeksi baru dilaporkan di Tokyo, meskipun jumlah tersebut masih jauh di bawah puncaknya yang mencapai lebih dari 2.500 pada bulan Januari.

Pakar kesehatan sangat prihatin dengan lonjakan mutasi baru yang baru-baru ini dinyatakan positif di wilayah Osaka.

Varian tersebut, yang diketahui telah muncul di Inggris, dikhawatirkan sangat cepat menular.

Sebanyak 594 kasus virus corona baru dilaporkan di prefektur Osaka pada hari Minggu, sehari setelah rekor 666 dikonfirmasi.

“Varian virus telah muncul di seluruh dunia sejak tahun lalu, termasuk mutasi E484 yang terdeteksi dalam semakin banyak kasus di Tokyo,” kata para pejabat.

Sekitar 70 persen pasien virus corona yang dites di rumah sakit Tokyo bulan Maret lalu membawa mutasi E484K.

Mutasi ini dijuluki "Eek" oleh beberapa ilmuwan dan dikenal karena dapat mengurangi perlindungan vaksin, kata penyiar publik NHK.

Halaman
123

Berita Terkini