Vaksin Covid 19

Sudah Lakukan Vaksin Covid-19? Berikut ini Beberapa yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Divaksin

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Safriadi Syahbuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSIN COVID-19

SERAMBINEWS.COM - Vaksin Covid-19 sedang berlangsung pada beberapa negara, termasuk Indonesia telah melalui melakukan vaksinasi.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada beberapa pandangan yang menyebut khawatir dan takut berlebihan untuk melakukan vaksin.

Dengan berbagai alasan dan sebagainya, sehingga sebagian berusaha menghindari divaksin.

Bagi Anda yang telah melakukan vaksin, tidak terjadi perubahan mencolok setelah disuntik.

Menurut pengakuan warga yang telah divaksin, hal pertama yang mereka rasakan adalah mengantuk.

Ada beberapa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan setelah melakukan suntik vaksin sebagaimana diposting oleh Instagram Kementerian Kesehatan RI @kemenkes_ri, Rabu (21/4/2021).

"Penyuntikan vaksin COVID-19 dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh kita dari potensi penularan virus. Simak do and dont’s yang wajib kamu ketahui sebelum dan sesudah vaksinasi COVID-19 berikut ini," tulisnya pada postingan.

Boleh dilakukan setelah vaksin

  • Minum paracetamol jika demam, menggigil atau pegal-pegal setelah vaksinasi
  • Cukupi kebutuhan nutrisi sebelum dan setelah vaksinasi
  • Istirahat yang cukup sebelum vaksinasi
  • Tetap beraktifitas dan mematuhi protokol kesehatan 3M

Tidak boleh dilakukan

  • Mengabaikan nasehat, petunjuk atau larangan dokter yang berkaitan dengan penyakit penyerta (komorbid)
  • Mendatangi tempat pelayanan vaksinasi jika dalam kondisi tidak sehat
  • Menekan, memijat atau mengosok lokasi bekas suntikan
  • Menerima jenis vaksin yang berbeda dengan dosis pertama
  • Mengabaikan protokol kesehatan 3M sesudah vaksinasi.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Lamban, Ini Penyebabnya

Melansir dari Kompas.com, WHO menjelaskan efek samping setelah disuntik vaksin Covid-19, (21/2/2021).

Program vaksinasi Covid-19 mulai dijalankan di beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia.

Hal itu dilakukan untuk meredakan pandemi virus corona yang terjadi lebih dari setahun ini.

Namun terkait vaksinasi, sejumlah orang masih khawatir mengenai efek atau reaksi setelah dilakukan penyuntikan vaksin Covid-19 tersebut.

Staff bagian Keamanan Obat dan Vaksin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Ayako Fukushima memberi penjelasan mengenai efek samping atau reaksi setelah vaksinasi Covid-19 melalui akun Twitter @WHO, Minggu (21/2/2021).

Dia menjelaskan gejala umum yang terjadi, serta tindakan yang dilakukan bila mendapati gejala yang cukup parah.

"Ketika Anda divaksinasi, beberapa efek samping adalah hal normal dan sudah diperkirakan. Ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan terhadap virus," kata Fukushima.

Baca juga: Pabrik Emergent BioSolutions Merusak 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

Reaksi kurang dari seminggu

Dalam pengembangan vaksin Covid-19, setiap otoritas kesehatan di masing-masing negara melakukan pengujian ketat.

Pengujian ini termasuk memperkirakan dan mengurangi risiko yang terjadi setelah vaksinasi, sehingga vaksin aman untuk semua orang yang menerimanya.

Fukushima menjelaskan beberapa reaksi umum yang terjadi setelah vaksinasi. Reaksi umum tersebut, meliputi:

  • Nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan
  • Demam ringan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi.

Ia menjelaskan bahwa reaksi umum ini hanya berlangsung kurang dari seminggu.

Bila lebih dari seminggu efek samping tidak juga hilang, maka perlu segera menemui layanan kesehatan.

"Jika gejala Anda lebih parah atau berlangsung lebih dari seminggu, beri tahu petugas kesehatan yang memberi Anda vaksin," jelas Fukushima.

Baca juga: Mesir Akan Berproduksi Vaksin Virus Corona, Bekerjasama dengan Perusahaan China

Apabil terjadi efek samping

Pelaporan terhadap reaksi berat atau yang terjadi lebih dari seminggu, dinilai perlu dan penting.

Fukushima menjelaskan bahwa pelaporan dapat melindungi penerima vaksin dan membantu orang lain dari reaksi serupa.

"Ini melindungi Anda dan membantu menjaga vaksin tetap aman untuk orang lain," ujar Fukushima.

Tahapan yang dilakukan bila seseorang melaporkan reaksi negatif atau berat terhadap vaksin Covid-19:

  • Petugas kesehatan akan mengobati gejala yang dialami penerima vaksin
  • Otoritas kesehatan akan melakukan penyelidikan terperinci tentang penyebab gejala, seberapa umum gejala tersebut di komunitas atau negara,
  • Mengecek apakah gejala tersebut mungkin terkait dengan masalah penyimpanan, pengangkutan, atau administrasi vaksin.

Jika ada dugaan reaksi berat, otoritas kesehatan dapat menangguhkan penggunaan vaksin. WHO mendukung penyelidikan ini dan melacak reaksi terhadap vaksin di seluruh dunia. (*)

BERITA TERKAIT

Baca juga: BERITA POPULER- Satu Keluarga Jadi Bandar Sabu, Pasangan Selingkuh Berzina Hingga Kisah Polisi Turki

Baca juga: BERITA POPULER - Dokter Berfantasi dengan Organ Intim Pasien hingga Oknum Anggota DPRD Selingkuh

Baca juga: BERITA POPULER - Janda Kesepian Digerebek, Kisah Juru Masak Hasan Tiro, hingga Ismed Sofyan Menikah

Berita Terkini