Internasional

Perang Hamas-Israel Sudah Berakhir, Warga Jalur Gaza Tatapi Kehancuran Perang 11 Hari  

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria memperhatikan puing-puing bangunan komersial dan klinik perawatan kesehatan yang hancur dirudal jet tempur Israel di Jalur Gaza, Palestina, Senin 17/5/2021).

Di mana selama itu hanya ada insiden kekerasan sporadis di kota-kota ini. Pada 2021 hal itu berubah.

Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, terpaksa mengumumkan keadaan darurat di Lod.

Pertama kalinya diterapkan di sebuah kota di dalam Israel sejak 1966, menurut media Israel.

Menggambarkan kompleksitas situasi, dalam satu insiden bentrokan tampaknya sebagian dipicu oleh kematian seorang pria Arab dan anaknya.

Setelah sebuah roket yang ditembakkan oleh Hamas dari dalam Gaza menghancurkan mobilnya.

Hamas yang memiliki dukungan luas di seluruh wilayah Palestina, tetap suasana hati yang agresif.

"Seluruh dunia harus tahu, tangan kami berada pada pemicunya dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata seorang juru bicara Hamas kepada Reuters sesaat sebelum gencatan senjata.

Skala dari kemampuan tersebut telah mengejutkan banyak orang.

Analis yang berbicara kepada Arab News menyoroti persenjataan rudal dan drone kelompok yang tampaknya besar.

Mungkin, kemampuan fabrikasi yang dibuat dengan bantuan Iran sebagai perkembangan utama.

Selama 11 hari pertempuran bulan ini, Hamas diperkirakan telah menembakkan lebih dari 4.300 rudal ke Israel selatan dan tengah.

Serangan yang jauh lebih intensif daripada dalam konflik 2014 dan lebih berat daripada pemboman Hizbullah dari Lebanon selama perang 2006.

Para pejabat Israel mengatakan 90 persen dari tembakan yang masuk dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.

Tetapi ribuan rudal lainnya masih berada di gudang senjata Hamas.

Sistem Iron Dome, telah digunakan sejak 2011.

Halaman
1234

Berita Terkini