Hujan, Gerhana Bulan Total Tak Terlihat

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melaksanakan salat sunah gerhana di masjid Oman Al-Makmur Gampong Bandar Baru, Lampriek, Banda Aceh Rabu (26/5/2021) malam. Warga Aceh tidak dapat menyaksikan gerhana bulan akibat hujan.

* Warga Tetap Laksanakan Shalat Khusuf

BANDA ACEH - Gerhana bulan total yang terjadi pada Rabu (26/5/2021), tidak terlihat di Aceh. Penyebabnya, hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah Aceh sejak siang kemarin hingga tadi malam. Padahal, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh sebelumnya sudah menyiapkan peralatan untuk pengamatan gerhana bulan total tersebut pada sejumlah titik seperti Kantor Kanwil Kemenag Aceh di Banda Aceh, Bener Meriah, Langsa, dan Lhokseumawe.

Berdasarkan hitungan falakiyah, gerhana bulan  terjadi sejak pukul 15.47 WIB yang diawali dengan gerhana bulan penumbra. Kemudian, awal gerhana total akan terjadi pada pukul 18.11 WIB, puncaknya pada pukul 18.18 WIB, dan berakhir pada pukul 18.25 WIB. Selanjutnya, akhir penumbra terjadi pada pukul 20.39 WIB.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg, dalam siaran pers yang diterima Serambi, tadi malam, mengatakan, jika cuaca tidak mendung, gerhana bulan parsial sekitar 84 persen dapat diamati di seluruh wilayah Aceh. "Tapi, karena cuaca mendung dan bahkan hujan, maka gerhana bulan tidak terlihat. Di daerah lain yang cuacanya cerah, gerhana dapat dilihat dengan jelas," ungkap Iqbal.

Meski gerhana bulan total tidak terlihat akibat hujan, lanjut Iqbal, namun pihaknya tetap melaksanakan shalat khusuf berjamaah di Aula Kanwil Kemenag Aceh. "Gerhana bulan total ini bukan sekedar fenomena alam, tapi bukti kebesaran Allah SWT. Karena ini bentuk syukur kita kepada Allah, maka kita mengimbau untuk shalat di tempat masing-masing dengan tatacara yang sudah dijelaskan terlebih dulu," jelasnya.

Penjelasan hampir sama juga disampaikan Ahli Falakiyah Kanwil Kemeng Aceh, Alfirdaus Putra. Menurutnya, gerhana bulan total kali ini sebenarnya dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia. Hanya saja, kata Firdaus, untuk wilayah Aceh, jika cuaca tidak mendung, gerhana hanya terlihat parsial, tidak berbentuk gerhana bulan total seperti daerah lain di Indonesia.

"Gerhana kali ini sebenarnya gerhana bulan total, tapi untuk Aceh terlihat parsial karena ketika matahari terbenam atau  bulan terbit posisi gerhana bulan total sudah selesai di daerah Riau. Berarti, kita cuma posisi parsial kita lumayan tinggi sampai 84 persen," kata Firdaus.

Lhokseumawe

Tim pemantau dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhoksrumawe juga gagal memantau gerhana bulan total sejak sore kemarin hinga tadi malam, karena kondisi mendung dan hujan lebat. Dosen Ilmu Falak Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, menyebutkan, untuk sesi pertama pemantauan, pihaknya berhasil bergabung ke aplikasi zoom meeting  Planetarium & Observatorium Jakarta, bersama 19 titik pemantauan lain di seluruh Indonesia.

Namun, pada sesi kedua atau pada saat mulai pemantauan di Lhokseumawe, gagal dilakukan karena  kondisi langit mendung dan terjadi hujan lebat. "Seharusnya, pada pukul 18.50 WIB, pemantauan gerhana bulan sudah mulai bisa dilakukan di Lhokseumawe. Tapi, karena mendung dan hujan, maka pemantauan tidak bisa kita lakukan," kata Tgk Ismail.

Pada gerhan bulan total kali ini,  IAIN Lhokseumawe bergabung dalam pengamatan secara virtual bersama 20 titik pengamatan di seluruh Indonesia. Pengamatan secara virtual itu dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting yang difasilitasi oleh Planetarium & Observatorium Jakarta.  Pengamatan bisa dilihat secara langsung di chanel youtube Planetarium & Observatorium Jakarta dari pukul 15.45 sampai 21.30 WIB.

Menurutnya 20 titik tersebut mewakili wilayah Indonesia, mulai dari ujung barat ada Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Lhoknga, Banda Aceh, Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe, Observatorium Ilmu Falak UMSU Medan, sampai wilayah paling timur Indonesia di Biak. Khusus untuk pengamatan di Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe, tambah Tgk Ismail, pihaknya menyiapkan tiga teleskop.

Langsa

Menurut Pusat Studi Ilmu Falak (Puskif) IAIN Langsa,  di kota itu gerhana bulan bisa diamati pada pukul 18.38-19.58 WIB. Kepala Pusat Studi Ilmu Falak IAIN Langsa, Ikhsan Kamilan Latif, kemarin, menyebutkan, gerhana bulan total kali ini tidak bisa disaksikan di seluruh langit nusantara.

Khusus untuk wilayah Aceh dan Sumatera Utara serta sebagian wilayah Provinsi Riau, hanya dapat menyaksiakan gerhana bulan sebagian (parsial).

Halaman
12

Berita Terkini